Harga Emas Diprediksi Bangkit di Desember 2025: Koreksi Sehat Jadi Awal Momentum Baru?

Kamis 13 Nov 2025, 19:58 WIB
Tren Emas Jelang Akhir Tahun 2025: Apakah Saatnya Investor Kembali Masuk Pasar? (Sumber: Poskota/Yusuf Sidiq)

Tren Emas Jelang Akhir Tahun 2025: Apakah Saatnya Investor Kembali Masuk Pasar? (Sumber: Poskota/Yusuf Sidiq)

POSKOTA.CO.ID - Di awal November 2025, pasar emas sempat dibuat tegang. Setelah mencetak rekor baru di bulan Oktober di level sekitar US$ 4.381 per ons, logam mulia ini kemudian mengalami koreksi turun mendekati 11 % dan sempat menyentuh area di bawah US$ 4.000.

Sekilas terlihat seperti sinyal pelemahan yang serius, tetapi bila dibedah lebih dalam, penurunan ini tidak serta-merta berarti tren emas sudah habis.

Dilansir dari data dari Trading Economics menunjukkan bahwa harga spot emas sempat turun ke sekitar US$ 3.917 per ons pada tanggal 4 November 2025.

Lebih lanjut, laporan dari Finance Magnates menegaskan bahwa koreksi sekitar 11 % ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung dan penguatan dolar AS – bukan karena fundamental emas yang melemah.

Dua lembaga keuangan besar, UBS dan ING, dalam analisis mereka menyebut fase ini sebagai koreksi teknikal yang sehat. Menurut mereka, faktor-makro seperti tekanan inflasi global, potensi pelonggaran suku bunga The Fed, dan tingginya pembelian emas oleh bank sentral dunia masih menjadi penopang utama tren jangka panjang.

Jadi, yang terjadi saat ini lebih mirip “jeda napas”, bukan “akhir dari reli”.

Baca Juga: Roy Suryo Cs Diperiksa Polisi atas Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Apakah Langsung Ditahan atau Tidak?

Kilas Balik Q4 2025: Rekor Baru dan Koreksi Teknis

Kalau kita mundur sedikit ke kuartal keempat tahun 2025, performa emas sebenarnya luar biasa. Sepanjang tahun, harga emas naik hampir 47% dan sempat menembus rekor tertinggi di bulan Oktober.

Kenaikan sebesar itu memang wajar diikuti fase pengambilan untung, banyak trader besar mulai mengunci profit, sementara indeks dolar AS (DXY) menguat yang membuat emas kehilangan sedikit daya tarik sementara.

Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa permintaan emas di Q3 2025 justru mencapai rekor tertinggi: sekitar 1.313 ton. Ini termasuk pembelian besar-besaran dari bank sentral dan arus masuk ke ETF senilai US$ 24 miliar.

Artinya: meskipun harga sempat turun, uang besar masih mengalir ke emas. Inilah kenapa analis dari UBS menyebut koreksi ini bukan tanda lemah, tetapi penyesuaian alami setelah reli panjang.


Berita Terkait


News Update