Hari Kelima Operasi Modifikasi Cuaca, 1.600 Kg Garam Higroskopis Ditabur di Langit Jakarta

Minggu 09 Nov 2025, 19:50 WIB
Pelaksanaan OMC oleh BPBD DKI Jakarta, Minggu, 9 November 2025. (Sumber: Istimewa)

Pelaksanaan OMC oleh BPBD DKI Jakarta, Minggu, 9 November 2025. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BPBD kembali melanjutkan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi ekstrem.

Sebanyak 1.600 kg garam higroskopis ditabur di langit Jakarta dalam OMC yang digelar pada Minggu, 9 November 2025.

Pelaksanaan OMC hari ini, merupakan hari kelima rangkaian operasi di bulan November 2025 yang dilakukan secara berkelanjutan oleh BPBD DKI Jakarta bekerja sama dengan BMKG dan TNI AU.

Kegiatan berpusat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menggunakan pesawat Casa 212-400/A-2114 milik TNI AU.

Baca Juga: Antisipasi Hujan Ekstrem, BMKG Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca di Jakarta

Hari ini dilaksanakan dua sortie penerbangan, dengan rincian sebagai berikut:

  • Sortie 1: pukul 09.09-11.38 WIB

Area semai: Perairan selatan Ujung Kulon dan perairan selatan Sukabumi (Radial 185°-250°, DME 85-120 NM)

Ketinggian: 10.000 kaki

  • Sortie 2: pukul 13.48-16.08 WIB

Area semai: Perairan sebelah selatan Banten (Radial 180°-300°, DME 50-80 NM, Heading 240° from HLP)

Ketinggian: 8.000-10.000 kaki

"Total bahan semai yang digunakan pada pelaksanaan hari ini mencapai 1.600 kilogram NaCl (garam higroskopis)," kata Kepala BPBD DKI, Isnawa Adji.

Isnawa menjelaskan bahwa kegiatan OMC hari kelima ini merupakan bagian dari upaya mitigasi yang dilakukan secara konsisten untuk mengantisipasi potensi hujan intensitas tinggi di wilayah Jabodetabek.

"Hari ini kami kembali melakukan dua sorti penerbangan dengan fokus area penyemaian di perairan selatan Banten hingga selatan Sukabumi. Tujuannya adalah untuk mengurai pertumbuhan awan-awan potensial pembawa hujan lebat sebelum memasuki wilayah Jakarta,” ujar Isnawa.

Berdasarkan hasil observasi tim, pada sortie pertama terpantau awan Cumulus Humilis tumbuh di sekitar Taman Nasional Halimun dengan ketinggian 6.000-7.000 kaki, sementara di area target semai dominan awan Stratus dan Stratocumulus dengan ketinggian 9.500-10.000 kaki.

Di wilayah perairan selatan Sukabumi, terpantau pula awan Cumulus dan Stratocumulus dengan puncak awan lebih dari 14.000 kaki, serta adanya perlambatan kecepatan angin di sepanjang area Samudra Hindia.

Sedangkan pada sortie kedua, wilayah perairan selatan Banten didominasi awan Cumulus Congestus dengan puncak awan mencapai 12.000-14.000 kaki.

Arah angin di ketinggian 5.000 sampai 10.000 kaki, umumnya bertiup dari barat hingga barat laut dengan kecepatan 15-25 knot.

Baca Juga: Mitigasi Dampak Hujan dan Banjir Rob, BPBD Jakarta Gelar Operasi Modifikasi Cuaca

Pertumbuhan awan hujan lebih dominan di wilayah perairan dibandingkan area pesisir dan daratan Banten yang masih diwarnai awan Cumulus Solid.

Isnawa menambahkan, BPBD DKI Jakarta bersama BMKG dan TNI AU terus melakukan evaluasi harian terhadap hasil operasi agar efektivitas penyemaian tetap optimal.

“Kami terus berkoordinasi lintas instansi untuk memastikan setiap sorti memberikan hasil yang signifikan dalam mengendalikan potensi cuaca ekstrem. Dengan langkah ini, kami berharap risiko genangan dan banjir di wilayah DKI Jakarta dapat ditekan,” tambah Isnawa.

BPBD Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang, serta menjaga kebersihan saluran air di lingkungan masing-masing agar tidak terjadi penyumbatan.

Informasi terkini mengenai peringatan dini cuaca dan kondisi kebencanaan dapat diakses melalui Jakarta Siaga 112, Aplikasi JAKI, situs bpbd.jakarta.go.id, serta akun media sosial resmi @bpbddkijakarta.


Berita Terkait


News Update