JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Wilayah Jakarta Utara dikejutkan dengan peristiwa ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading pada Jumat, 7 November 2025.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri mengatakan bahwa setidaknya ada 54 orang menjadi korban luka-luka atas peristiwa ini.
“Kami terima data awal sekitar 54 orang,” kata Asep.
Ia juga merinci korban ada yang mengalami luka ringan dan sedang serta salah satu lokasi perawatan di RS Islam Cempaka Putih.
Baca Juga: Densus 88 Belum Pastikan Unsur Terorisme pada Ledakan di SMAN 72
Temukan Senpi Rakitan

Pihak kepolisian menemukan sepucuk senjata api (senpi) rakitan. Dugaan sementara ledakan berasal dari sound system yang berada di dalam masjid sekolah.
Meski begitu belum diketahui apakah senpi tersebut mainan atau senjata asli. Tim Gegana pun melakukan penelusuran guna mencari tahu sumber ledakan.
Lebih lanjut, pihak kepolisian mengamankan satu terduga pelaku yang dibawa ke Polresta Jakarta Utara serta disebutkan bukan siswa dan masyarakat sekitar.
“Lagi di sisir sama gegana. Ada SOP khusus kita belum tahu asal muasal ledakan dari apa,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budhi Hermanto.
Baca Juga: Polisi dan TNI Perketat Pengamanan Pasca Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara
Dari hasil penelusurannya ditemukan barang bukti senpi rakitan yang bertuliskan tiga nama pelaku penembakan jamaah muslim di luar negeri.
Nama-nama yang tertulis di senpi tersebut ialah Brenton Tarrant seorang warga Australia yang menembak 51 jemaah di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019.
Peristiwa itu terjadi saat salat Jumat di masjid Al Noor pada pukul 1:40 siang dan Linwood Islamic Center pukul 1:52 siang.
Nama selanjutnya ialah Alexandre Bissonnette, seorang pria asal Kanada yang menembak mati enam jamaah di masjid yang berada di Quebec City pada tahun 2017.
Baca Juga: Masjid SMAN 72 Jakarta Meledak Saat Salat Jumat, Netizen Ungkap Dugaan Ancaman Bom Sebelumnya
Selanjutnya Luca Traini, seorang pria asa Italia yang memiliki pandangan sayap kanan ekstrem serta menjadi pelaku penembakan di Macerata pada tahun 2018.
Luca menembak dan melukai enam imigran asal Afrika. Motif rasial menjadi pemicu penyerangan tersebut.
Selain itu, di senjata rakitan yang ditemukan tertulis sebuah tulisan “welcome to hell” dan angka “1189”.
Hingga saat ini, motif dan penyebab ledakan masih didalami oleh pihak kepolisian.
