SUKATANI, POSKOTA.CO.ID - Tim Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama instansi terkait terus mempercepat penanganan banjir di Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, pascatanggul Sungai Srengseng Hilir jebol, Sabtu, 1 November 2025.
Berdasarkan hasil monitoring lapangan, Rabu, 5 November 2025, tinggi muka air di wilayah terdampak mulai menurun. Sementara itu, progres pembersihan dan penguatan tanggul menunjukkan perkembangan signifikan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pihaknya berfokus pada empat langkah utama dalam penanganan darurat banjir di wilayah tersebut.
“BNPB saat ini tengah berfokus pada empat langkah utama penanganan, yakni pembendungan Pintu Air BSH 0, normalisasi darurat dan peninggian tanggul di sisi kanan-kiri sungai, pembersihan sampah yang menghambat aliran air, serta penambalan tanggul jebol menggunakan karung dan geopack,” kata Abdul dalam keterangannya, Kamis, 6 November 2025.
Baca Juga: Mayat Perempuan Mengapung di Kali Balong Jaer Bekasi, Polisi Pastikan Bukan Korban Kekerasan
Abdul menyebut, upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif antara BNPB, BBWS Citarum, BPBD Kabupaten Bekasi, TNI, serta masyarakat setempat.
Ia mengatakan, pihaknya juga telah melaksanakan rapat evaluasi di Posko Penanganan Darurat Desa Sukamanah, dipimpin Kalaksa BPBD Kabupaten Bekasi.
“Progres terkini menunjukkan hasil positif. BNPB bersama BBWS telah melaksanakan normalisasi darurat Sungai Srengseng Hilir sepanjang 300 meter serta penyaluran pasir untuk penguatan tanggul sementara,” katanya.
Menurutnya, ketinggian air di Sungai Srengseng Hilir kini menurun dibandingkan hari sebelumnya. Pintu Air BSH 0 juga sudah dalam kondisi aman dan terkendali.
Baca Juga: GOR Squash Wibawa Mukti Bekasi jadi Venue Porprov Jabar, 110 Atlet Bersaing
Lahan pertanian di Kecamatan Sukakarya yang sempat terendam pun sudah sebagian besar surut, menyisakan sekitar 50 hektare yang masih tergenang.
“Hari ini Dinas Lingkungan Hidup akan melanjutkan pembersihan sampah di Jembatan Sasak Bali dan titik lain yang masih terdapat penumpukan. Satpol PP bersama pemerintah kecamatan dan desa juga akan menertibkan bangunan liar di sepanjang Sungai Srengseng Hilir sekitar 8 kilometer,” tuturnya.
Sementara itu, Abdul mengatakan BBWS Citarum akan meneruskan normalisasi dan penguatan tanggul sementara, serta berkoordinasi dengan penjaga pintu air untuk pembukaan bertahap di bagian hilir.
Dalam upaya percepatan penanganan darurat ini, pembiayaan dari anggaran Pemerintah Kabupaten Bekasi, BBWS Citarum, dan BNPB.
Kolaborasi pendanaan tersebut diharapkan dapat mempercepat proses perbaikan tanggul dan pengerukan sampah di titik-titik kritis yang menjadi penyebab utama luapan air.
BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai untuk tetap waspada terhadap potensi kenaikan debit air akibat cuaca ekstrem.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Hentikan Sementara WiFi Publik, Anggaran Dialihkan ke Program “Bekasi Keren”
"Kami meminta masyarakat untuk menghindari aktivitas di sekitar tanggul selama proses pengerjaan berlangsung, serta segera melapor ke aparat desa atau posko bencana jika terjadi kondisi darurat atau tanda-tanda bahaya," tuturnya. (cr-3)
