POSKOTA.CO.ID - Pada Rabu (5 November 2025), laporan menyebutkan bahwa harga emas untuk produk Galeri 24 dan UBS yang dijual melalui Pegadaian tercatat terpantau stabil. Informasi ini menjadi penting untuk investor maupun masyarakat umum yang mempertimbangkan emas sebagai pilihan investasi atau lindung nilai.
Secara global, emas menunjukkan dinamika menarik — meningkat drastis sepanjang 2025 sebesar sekitar 53 % dan mencapai puncak tertingginya pada 20 Oktober, namun kemudian mengalami koreksi turun lebih dari 9 %.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) berada di level tertinggi dalam tiga bulan terakhir, membuat emas menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang selain dolar.
Di sisi domestik, harga batangan emas merek Galeri 24 dan UBS di Pegadaian memang dilaporkan stabil, dengan beberapa pecahan ukuran yang tersedia cukup lengkap dari 0,5 gram hingga 1 000 gram (Galeri 24).
Kenapa Emas Menarik?
Kalau kita bicara investasi atau sekadar pengamanan nilai kekayaan (wealth preservation), emas sering jadi pilihan klasik. Berikut alasan-alasan utama:
Aset non-bunga: Emas tidak menghasilkan bunga seperti obligasi atau deposito. Ini membuatnya relatif “bersih” dalam kondisi suku bunga rendah ataupun saat inflasi meningkat.
Lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi: Ketika pasar saham goyah, mata uang melemah atau geopolitik memanas — banyak investor beralih ke emas sebagai “safe-haven”.
Permintaan global meningkat: Tahun ini (2025), emas tercatat naik hingga sekitar 53 % (termasuk dalam konteks global).
Inflasi dan pelemahan mata uang: Jika mata uang domestik melemah terhadap dolar atau inflasi naik, maka emas bisa menjadi pilihan untuk menjaga daya beli.
Jadi, memang tak heran kalau banyak orang melihat emas bukan sekadar “hiasan”, tetapi juga instrumen yang bisa punya peran strategis.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas
Untuk memahami mengapa emas naik-turun, ada beberapa variabel kunci yang perlu diketahui:
a. Suku Bunga
Ketika suku bunga riil (setelah dikurangi inflasi) tinggi, daya tarik emas bisa menurun karena investor dapat memperoleh imbal hasil dari aset berbunga. Sebaliknya, jika suku bunga rendah atau bahkan negatif, maka emas menjadi lebih menarik.
b. Indeks Dolar AS (DXY)
Emas dihargakan dalam dolar AS di pasar global. Jika dolar menguat (indeks DXY naik) maka emas bagi pemegang mata uang lain menjadi lebih mahal — permintaan bisa menurun. Dalam laporan, disebut bahwa indeks dolar diperdagangkan di level tertinggi dalam tiga bulan, memicu sedikit tekanan pada emas.
c. Kondisi Geopolitik dan Ekonomi Makro
Ketidakpastian seperti konflik, pandemi, krisis keuangan, atau gangguan rantai pasok bisa meningkatkan permintaan emas sebagai “safe haven”. Sebaliknya, jika ekonomi global sedang membaik, investor bisa berpindah ke aset “berisiko” yang lebih tinggi imbalannya.
d. Permintaan Perhiasan & Industri
Emas juga digunakan dalam perhiasan, elektronik, dan industri lainnya. Permintaan dari sektor-sektor ini bisa mendukung harga. Namun dalam konteks lokalan Indonesia, frekuensi trading batangan, likuiditas, dan transparansi harga juga penting.
e. Penawaran Tambang & Cadangan
Produksi emas tambang, biaya penambangan, serta kebijakan bank sentral (termasuk pembelian emas) juga bisa memberi tekanan ke harga emas.
Kondisi Harga Emas Global & Koreksi
Walaupun di Indonesia harga emas untuk produk-produk lokal stabil, secara global emas telah mengalami koreksi setelah puncak tertinggi. Laporan menyebut bahwa harga emas spot turun 1,5 % menjadi US$ 3.940,75 per ons pada waktu Asia (waktu publikasi) dan kontrak berjangka untuk pengiriman Desember di AS melemah 1,3 %.
Koreksi ini bisa jadi efek dari beberapa faktor: penguatan dolar, ekspektasi kenaikan suku bunga, atau berkurangnya “ketakutan” investor terhadap risiko yang mendorong emas naik. Jadi meski naik besar sepanjang tahun (53 %), ada fase normalisasi atau retraksi juga.
Fokus Indonesia: Harga Emas di Pegadaian
Di Indonesia, dua produk emas batangan yang cukup banyak dicermati adalah produk keluaran Galeri 24 dan UBS melalui Pegadaian. Berikut data harga yang dirangkum:
Harga produk Galeri 24
0,5 gram: Rp 1.245.000
1 gram: Rp 2.374.000
2 gram: Rp 4.678.000
5 gram: Rp 11.608.000
10 gram: Rp 23.152.000
25 gram: Rp 57.739.000
50 gram: Rp 115.386.000
100 gram: Rp 230.657.000
250 gram: Rp 572.977.000
500 gram: Rp 1.145.953.000
1000 gram: Rp 2.291.904.000
Harga produk UBS
0,5 gram: Rp 1.285.000
1 gram: Rp 2.376.000
2 gram: Rp 4.715.000
5 gram: Rp 11.653.000
10 gram: Rp 23.182.000
25 gram: Rp 57.840.000
50 gram: Rp 115.442.000
100 gram: Rp 230.793.000
250 gram: Rp 576.812.000
500 gram: Rp 1.152.269.000
Kedua produk tersebut “terpantau stabil” menurut laporan.
Mengapa Stabil?
Anda mungkin bertanya: “Kalau global melonjak dan kemudian koreksi, kenapa di Indonesia tampak stabil?” Beberapa penjelasan sederhana:
- Pasar domestik sudah “memasukkan” kenaikan besar sebelumnya sehingga tingkat fluktuasi menjadi lebih kecil.
- Produsen lokal, distributor dan institusi seperti Pegadaian kadang menerapkan strategi harga yang menjaga kestabilan agar konsumen tidak terlalu terkejut.
- Fluktuasi global mungkin belum langsung diterjemahkan penuh ke dalam rupiah atau ke produk batangan lokal karena faktor logistik, biaya produksi, dan margin.
- Investor domestik mungkin melihat emas sebagai instrumen jangka menengah-panjang, bukan spekulasi harian maka pergerakan “harian” bisa lebih tenang.
Tips Bagi Investor atau Pembeli Emas
Jika Anda tertarik untuk membeli emas (misalnya produk Galeri 24 atau UBS) atau sekadar mengikuti pergerakan harga, ini beberapa tips santai tapi penting:
- Pantau harga secara rutin — baik di situs resmi produsen maupun di Pegadaian. Harga bisa berubah sewaktu-waktu. Contoh: situs Galeri 24 memperlihatkan update rutin.
- Pertimbangkan ukuran pecahan — misalnya 0,5 gram cocok bagi yang baru mulai, sedangkan 100 gram atau lebih untuk investor yang lebih serius.
- Bandingkan merek dan jenis — meskipun fungsinya serupa, merek bisa berbeda harga dan likuiditas saat jual kembali.
- Pahami bahwa emas bukan “cepat kaya” — lebih ke lindung nilai dan simpanan nilai; jangan berharap keuntungan spektakuler dalam beberapa hari.
- Perhatikan kondisi makro-ekonomi — seperti arah suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan gejolak global karena ini memengaruhi secara tidak langsung.
- Simpan dengan aman — emas fisik butuh tempat aman seperti brankas atau layanan penyimpanan terpercaya.
- Jual kembali (buy-back) perlu dicek — kapan membeli dan kapan menjual kembali; margin bisa berbeda.
- Diversifikasi tetap penting — emas bisa jadi satu bagian portofolio, namun bukan satu-satunya.
Jadi, meskipun secara global emas mengalami lonjakan dan kemudian sedikit koreksi, di tingkat domestik untuk produk Galeri 24 dan UBS melalui Pegadaian terlihat stabil — setidaknya pada data yang tersedia.
Untuk Anda yang ingin memasuki dunia emas, ini kesempatan bagus untuk memperhatikan tanpa terburu-buru. Selalu cek harga, pahami konteksnya, dan tentukan tujuan Anda: untuk investasi jangka panjang, lindung nilai, atau sebagai bagian dari diversifikasi.
Harga emas hari ini memang menjadi bahan pembicaraan bukan hanya karena angka, tetapi juga karena apa yang ada di belakang angka: kondisi ekonomi global, nilai mata uang, kebijakan moneter, dan perilaku investor. Dengan memahami sisi “kenapa” di balik angka, Anda bisa membuat keputusan yang lebih baik dan santai.