JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Satu dari 18 orang di dunia dalam usia produktif pernah menggunakan narkoba. Fakta ini diungkapkan Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto, saat memberikan kuliah umum bertajuk 'Program Pokok Kebijakan BNN' kepada para peserta program Pendidikan Kepemimpinan Nasional (PKN) Angkatan XXVI Lemhanas RI, di Auditorium Gadjah Mada, Gedung Lemhanas RI, Jakarta Pusat, Senin, 3 November 2025.
Fakta tersebut, dijelaskannya lebih lanjut, menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba bukan sekadar persoalan kesehatan, melainkan telah menjadi tantangan global lintas sektor yang membutuhkan respons komprehensif dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Di tingkat nasional, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba mencapai 1,73% atau sekitar 3,3 juta pengguna aktif. Dari jumlah tersebut, 28,2% merupakan kelompok usia muda 15-24 tahun, atau setara dengan 9,3 juta jiwa. Angka ini menandakan bahwa generasi produktif yang merupakan penopang masa depan bangsa, tengah berada dalam ancaman serius.
Berdasarkan data dan situasi penyalahgunaan narkoba tersebut, Suyudi Ario Seto menegaskan, pentingnya peran seluruh elemen bangsa dalam menghadapi ancaman narkotika yang kian kompleks dan terorganisir. Ia menekankan bahwa perang terhadap narkoba harus dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan, dan melibatkan partisipasi aktif seluruh sektor masyarakat.
“Kami ingin mengajak rekan-rekan peserta program PKN yang nantinya akan kembali ke wilayah atau instansinya masing-masing untuk menjadi agen pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika. Angka penyalahgunaan sudah sangat memprihatinkan, dan BNN tidak bisa bekerja sendiri,” ujar Suyudi.
Baca Juga: BNN Luncurkan Program “Jaga Jakarta Tanpa Narkoba” di Monas
Ia menambahkan bahwa upaya pencegahan dan pemberantasan narkotika membutuhkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari kementerian dan lembaga negara, TNI, Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, hingga kalangan akademisi. Seluruh elemen bangsa, menurutnya, harus memiliki kepedulian dan kesadaran kolektif untuk melindungi generasi muda dari bahaya narkoba yang kini hadir dengan bentuk dan modus yang semakin beragam.
“Jangan sampai Kita lengah. Perang candu yang sesungguhnya masih mungkin dilakukan oleh para bandar dengan cara yang lebih canggih dan terorganisir. Karena itu, peran rekan-rekan dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba sangatlah besar,” tegasnya.
Dalam pemaparannya, Suyudi, juga menjelaskan bahwa BNN mengedepankan strategi “War on Drugs for Humanity”, yaitu tegas dan tanpa kompromi terhadap bandar serta jaringan peredaran narkotika, namun tetap mengedepankan prinsip kemanusiaan melalui rehabilitasi bagi penyalahguna dengan menjunjung tinggi nilai-nilai HAM.
“Penyalahguna narkoba bukan untuk dipenjara, tetapi untuk diselamatkan. Mereka perlu dibantu agar bisa pulih dan kembali produktif. Ini adalah perang melawan narkoba yang berkeadilan dan berperikemanusiaan,” ungkapnya.
Untuk itu, Jenderal Bintang Tiga tersebut menekankan pentingnya menghilangkan stigma negatif terhadap penyalahguna narkoba, sehingga mereka bisa mengakses layanan rehabilitasi dengan layak, serta kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bermanfaat.
