Baca Juga: NASA Ungkap Fakta Mengejutkan soal Komet 3I/Atlas yang Dituduh Berasal dari Alien
Subur juga menggambarkan bau yang keluar seperti comberan dan cukup menyengat hingga membuat perih di tenggorokan.
“Baunya kayak comberan, kayak bau kentut. Pokoknya enggak enak di hidung, bikin tenggorokan perih kalau dihirup lama-lama,” ujarnya.
Menurutnya, bau paling menyengat saat malam hari dan ketika angin berhembus ke arah pemukiman warga.
“Kalau malam parah banget baunya. Dulu waktu belum terbiasa, saya sampai tidur pakai masker. Saya sempat kirim pesan ke grup RT, ‘Saya tidur pakai masker nih, Pak. Gimana ini?’” kata Subur.
Meski warga sudah banyak menyampaikan keluhan, hingga kini pihak SPPG belum menemui warga untuk membahas persoalan tersebut.
“Kami baru lapor ke RT dan RW. Belum sempat ketemu langsung sama pihak MBG,” katanya.
Subur berharap lubang penampungan limbah itu segera ditutup agar tidak menimbulkan keresahan dan pencemaran lebih luas.
“Harapannya segera ditutup, karena selain bau, airnya bisa meresap ke sumur warga. Kalau dibiarkan, bisa juga jadi sarang jentik nyamuk,” ujarnya.
Warga lainnya, Zaenab 44 tahun, mengaku sangat terganggu dengan bau dan dampak limbah dapur MBG.
“Semenjak ada SPPG ini, bau limbahnya nyengat banget, kayak air comberan. Air sumur jadi gatal, padahal sebelumnya enggak. Saya takut air limbahnya nyerap ke sumur warga,” ucapnya.


 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 