Air Hujan di Jakarta Tercemar Mikroplastik, Menkes Imbau Warga Batasi Aktivitas di Luar Ruangan

Selasa 28 Okt 2025, 18:09 WIB
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jakarta, Pramono Anung, di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Oktober 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jakarta, Pramono Anung, di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa, 28 Oktober 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

“Kalau bisa gunakan masker kain berbahan katun, bukan sintetik. Selain itu, penting menjaga gaya hidup sehat dengan makan banyak serat, sayur, dan buah serta rutin berolahraga agar tubuh mampu mengeluarkan polutan secara alami,” terang Reza.

Selain itu, Reza juga menyoroti pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti sachet, botol air minum, gelas kemasan, hingga filter rokok yang terbuat dari plastik.

Sebab, kata dia, filter rokok yang dibuang sembarangan bisa melepaskan hingga 20 ribu partikel mikroplastik setiap hari.

Selain itu, Reza menyarankan masyarakat untuk tidak membakar sampah plastik dan lebih memilih bahan pakaian alami seperti katun. Kalaupun terpaksa, kata Reza, masyarakat yang berkualitas agar tidak mudah terurai. Karena itu, ia berharap kesadaran publik terhadap bahaya mikroplastik bisa meningkat.

Baca Juga: Seram! Untuk Pertama Kalinya, Peneliti Menemukan Mikroplastik dalam Darah Manusia

“Kita harus bijak dalam mengelola plastik dan menjaga kesehatan diri sendiri. Karena kita tidak pernah tahu berapa banyak mikroplastik yang beredar di udara yang kita hirup setiap hari,” ucap Reza.

Tidak hanya terjadi di Indonesia, fenomena serupa juga pernah terjadi di negara lain, tepatnya di Pegunungan Rocky, Colorado beberapa tahun lalu.

Para peneliti dari US Geological Survey (USGS) menemukan bahwa air hujan yang mereka kumpulkan mengandung serat-serat mikroplastik berwarna-warni, fragmen plastik mikroskopis yang kini diketahui ikut turun bersama presipitasi alam.

Awalnya, penelitian ini bertujuan mempelajari pencemaran nitrogen di atmosfer.

Namun ketika sampel hujan dianalisis di laboratorium, para peneliti justru menemukan serat plastik, butiran kecil, dan serpihan mikroplastik di bawah mikroskop.

Fenomena ini menandakan bahwa polusi plastik tidak hanya mencemari lautan dan tanah, tetapi juga telah menyebar hingga ke langit.

“Hal paling penting yang bisa saya sampaikan kepada publik AS adalah bahwa ada lebih banyak plastik daripada yang terlihat,” jelas, peneliti USGS, Gregory Wetherbee, dikutip dari The Guardian. (cr-4)


Berita Terkait


News Update