POSKOTA.CO.ID - Kabar duka menyelimuti keluarga besar Alumni Pangudi Luhur (PL) angkatan 1984. Salah satu alumnus terbaik mereka, Harry MP Danardojo, meninggal dunia pada Minggu siang, 26 Oktober 2025, setelah mengalami insiden tragis di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Menurut laporan BPBD DKI Jakarta, mobil yang dikendarai Harry tertimpa pohon palem berdiameter sekitar 60 sentimeter dan tinggi 15 meter ketika hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan tersebut. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 13.59 WIB di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Kebayoran Lama.
“Hujan berintensitas tinggi dan angin kencang menyebabkan pohon palem berdiameter sekitar 60 sentimeter dan tinggi 15 meter tumbang dan menimpa satu unit mobil Lexus,” ujar Muhammad Yohan, Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta, pada Minggu malam.
Akibat insiden tersebut, seorang pria berusia sekitar 50 tahun meninggal dunia di lokasi kejadian, dan jenazahnya kemudian dibawa ke RS Pondok Indah untuk penanganan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Baca Juga: Potensi Gempa Megathrust di Indonesia, 13 Zona Merah yang Wajib Diketahui Termasuk Banten
Kronologi Evakuasi dan Dampak di Lokasi
Tak lama setelah kejadian, petugas gabungan dari berbagai instansi seperti BPBD, Dinas Gulkarmat, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, PPSU, Satpol PP, Koramil, serta Polsek setempat bergerak cepat ke lokasi.
Evakuasi pohon tumbang sempat menimbulkan kemacetan di sekitar Pondok Indah, namun akhirnya situasi berhasil terkendali.
“Akses jalan kini sudah kembali bisa dilalui,” tambah Yohan.
Insiden ini juga menjadi pengingat penting tentang potensi bahaya cuaca ekstrem di wilayah perkotaan, terutama di musim pancaroba ketika curah hujan dan kecepatan angin meningkat drastis.
Siapa Harry MP Danardojo?
Bagi banyak orang di dunia keuangan, nama Harry Nugroho Prasetyo Danardojo bukanlah sosok asing. Ia dikenal sebagai profesional berpengaruh di sektor keuangan dan pasar modal Indonesia.
Kariernya mulai mencuri perhatian publik pada awal tahun 2000-an, ketika ia bergabung dengan jajaran manajemen PT Danareksa (Persero) salah satu BUMN yang berperan penting dalam industri sekuritas dan investasi nasional.
Sebagai Managing Director, Harry ikut terlibat dalam restrukturisasi besar-besaran Danareksa pasca-krisis ekonomi 1998. Saat itu, perusahaan tengah berjuang menghadapi tekanan finansial berat akibat kerugian dari aset bermasalah.
Ia sempat mengungkapkan bahwa pada tahun 2001, Danareksa mencatat kerugian sekitar Rp495 miliar, sebagian besar karena pencadangan atas aktiva tak produktif.
Namun, dari situ pula terlihat keteguhan dan integritasnya sebagai pemimpin. Harry tak sekadar membenahi angka, melainkan juga menanamkan nilai transparansi dan tata kelola keuangan yang bersih di tubuh BUMN tersebut.
Baca Juga: Persib Bandung vs Persis Solo Malam Ini: Jadwal, Link Live Streaming, dan Prediksi Skor Akhir
Jejak Profesional
Selain dikenal di dunia pasar modal, Harry MP Danardojo memiliki pengalaman yang luas di berbagai sektor. Dalam profil profesionalnya, ia disebut sebagai eksekutif dengan pengalaman menyeluruh di bidang keuangan, energi terbarukan, transportasi, dan logistik.
Ia terlibat dalam berbagai peran strategis mulai dari perencanaan korporasi (strategic planning), analisis kebijakan (policy analysis), hingga merger & acquisition (M&A).
Pendekatannya yang holistik membuatnya dihormati bukan hanya sebagai pemimpin, tapi juga sebagai penasihat dan mentor bagi banyak generasi profesional muda.
Harry dikenal memiliki ketertarikan terhadap startup tahap awal (early-stage startups) dan perusahaan yang sedang berada “on the bubble” yakni perusahaan yang memiliki potensi besar untuk tumbuh, namun berada di fase kritis dalam perjalanan bisnisnya.
