“Salah satu ibu pelaku adalah koordinator kelas di sekolah itu,” ujarnya.
Saat ini, ia mengaku punya bukti rekaman pembicaraan saat mediasi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan. Dalam rekaman itu, ia mendengar pernyataan yang sangat melukai hatinya sebagai orang tua.
“Sekretaris Dinas menyatakan bahwa bully itu hal biasa, dimaklumi, dan wajar. Bahkan Kepala Sekolah bilang pemukulan itu sama seperti kecelakaan,” ucapnya.
Karena merasa tidak mendapat keadilan, ia akhirnya bertekad mencari dukungan ke Komisi IV DPRD Kota Bekasi.
Ia berharap agar para pelaku mendapatkan efek jera meski pada akhirnya tidak dapat diproses hukum karena masih di bawah umur.
Baca Juga: 6 Siswa Diduga Terlibat Perundungan di Tambun Selatan Bekasi Diperiksa
“Harapan saya, pelaku mendapat hukuman yang seharusnya. Kalau memang belum bisa dijerat hukum karena masih anak-anak, minimal ada sanksi sesuai usia mereka, agar ada efek jera,” tutur dia.
Atas kejadian tersebut, ia memilih anaknya dipindahkan ke salah sebuah sekolah dasar di Jakarta Timur, karena kecewa pihak SD diduga melakukan pembiaran terhadap kasus anaknya.
"Anak saya sudah tidak bersekolah disitu. Sudah saya pindahkan. Karena saya lihat dari pihak sekolahnya tidak boleh meneruskan proses ini. Ini bentuk rasa kecewa, dan juga tentang mental anak saya," kata dia.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman menyampaikan, kasus tersebut menjadi alarm serius bagi dunia pendidikan.
Baca Juga: 6 Siswa SMP di Bekasi jadi Korban Perundungan Kakak Kelas, Korban Alami Trauma
Menurutnya, banyak keluhan serupa dari masyarakat, di mana pihak sekolah cenderung abai dan tidak responsif terhadap kasus perundungan.
