Harga Emas Dunia Turun Usai Rekor Tertinggi, Analis Masih Optimistis Menuju US$4.500 per Ons

Selasa 21 Okt 2025, 15:30 WIB
Emas Dunia Terkoreksi Setelah Rekor US$4.379, Apakah Momentum Naik Sudah Usai? (Sumber: Pexels/Michael Steinberg)

Emas Dunia Terkoreksi Setelah Rekor US$4.379, Apakah Momentum Naik Sudah Usai? (Sumber: Pexels/Michael Steinberg)

Secara fundamental, kinerja emas sepanjang 2025 tergolong luar biasa. Harga emas telah melonjak lebih dari 60% sepanjang tahun berjalan, didukung oleh sejumlah faktor makroekonomi penting, antara lain:

  1. Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) sebesar 25 basis poin bulan ini dan kemungkinan tambahan pemangkasan di Desember.
  2. Pelemahan dolar AS serta turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS.
  3. Ketegangan geopolitik global dan risiko penutupan pemerintahan (government shutdown) di Amerika.
  4. Pembelian besar-besaran oleh bank sentral dunia serta arus masuk dana ke ETF emas global.

Menurut sejumlah analis, tren ini menunjukkan bahwa fundamental emas tetap kuat, bahkan di tengah koreksi jangka pendek. Permintaan dari bank sentral dan investor institusional masih menjadi pendorong utama yang menopang reli emas jangka panjang.

Prediksi Harga Emas Minggu Ini (20–26 Oktober 2025)

Hasil survei mingguan Kitco News (17/10) menunjukkan bahwa pandangan pasar terhadap arah harga emas masih bervariasi:

  • 60% analis memperkirakan harga emas akan kembali naik,
  • 27% memperkirakan penurunan lanjutan, dan
  • 13% memproyeksikan pergerakan sideways.

Dari sisi investor ritel, sentimen masih positif. Sebanyak 68% dari 265 responden yakin harga emas berpotensi menguat dalam sepekan ke depan.

Beberapa analis memprediksi bahwa emas dapat terkoreksi hingga kisaran US$4.000–4.100, namun mayoritas tetap optimistis terhadap peluang reli lanjutan menuju US$4.500 per ons dalam waktu dekat.

Peluang Strategis bagi Investor

Menurut Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures, penurunan tajam harga emas pada Jumat lalu bukan sinyal akhir dari reli, melainkan kesempatan akumulasi baru. Ia menilai tekanan jual lebih disebabkan oleh kenaikan margin perdagangan perak di bursa Shanghai dan CME, bukan faktor fundamental.

Sementara itu, Marc Chandler, Kepala Strategi Pasar di Bannockburn Global Forex, menambahkan bahwa emas kini memiliki peran ganda di pasar global tidak hanya sebagai aset lindung nilai (safe haven), tetapi juga sebagai aset momentum yang menarik bagi investor besar.

Dengan demikian, bagi investor ritel yang memiliki horizon investasi jangka menengah hingga panjang, fase koreksi ini justru bisa dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi bertahap, baik melalui pembelian emas fisik digital maupun instrumen reksa dana berbasis emas.

Baca Juga: Saldo DANA Gratis Rp100 Ribu Edisi Hari Ini Selasa 21 Oktober 2025

Strategi Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian

Kondisi ekonomi global yang masih fluktuatif membuat emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang relevan. Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan investor antara lain:

  1. Dollar Cost Averaging (DCA): Membeli emas secara rutin dalam jumlah tetap untuk mengurangi risiko fluktuasi harga.
  2. Diversifikasi portofolio: Menempatkan sebagian aset pada instrumen berbasis emas untuk menyeimbangkan risiko investasi.
  3. Pemantauan kebijakan moneter: Mengikuti perkembangan suku bunga The Fed dan data inflasi global yang sangat mempengaruhi pergerakan emas.
  4. Pemanfaatan platform digital: Menggunakan layanan seperti Bareksa Emas untuk membeli emas fisik digital secara mudah dan transparan.

Koreksi harga emas dari level tertinggi bukanlah sinyal negatif, melainkan bagian dari siklus alami pasar. Dengan fundamental yang masih kuat termasuk ekspektasi penurunan suku bunga, pelemahan dolar AS, dan pembelian besar oleh bank sentral prospek emas dalam jangka menengah-panjang tetap positif.

Bagi investor yang cermat, fase seperti ini justru memberikan peluang untuk memperkuat portofolio dengan aset yang memiliki reputasi historis sebagai penyimpan nilai terbaik di tengah ketidakpastian ekonomi global.


Berita Terkait


News Update