Obrolan Warteg: Adab Dulu, Baru Berilmu

Senin 20 Okt 2025, 06:15 WIB
Ilustrasi obrolan santai di warteg — tiga sahabat berdiskusi soal pentingnya adab bagi pejabat publik, menegaskan pesan: “Pokoknya kalau jadi pejabat, nggak boleh biadab.” (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Ilustrasi obrolan santai di warteg — tiga sahabat berdiskusi soal pentingnya adab bagi pejabat publik, menegaskan pesan: “Pokoknya kalau jadi pejabat, nggak boleh biadab.” (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Baca Juga: Obrolan Warteg: Mari Bergandengan Tangan

“Sayang dong, ilmunya tinggi, kedudukannya tinggi, tetapi tidak dilandasi dengan  adab yang kuat akan melahirkan sikap arogan, kesombongan dan kesewenang – wenangan. Ujungnya merosotnya kepercayaan publik,” ujar Yudi.

“Itulah sebabnya dalam dasar negara kita, Pancasila, setelah sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, sila berikutnya adalah Kemanusian Yang Adil dan Beradab. Makna di dalamnya mengakui adanya persamaan derajat, mengembangkan sikap tenggang rasa dan tidak semena- mena kepada orang lain. Sipa pun dia, setinggi apa pun ilmu, pangkat dan jabatannya,” jelas mas Bro.

“Jadi kalau dipercaya menjadi pejabat, jadilah pejabat yang beradab, politisi beradab, birokrat dan wakil rakyat yang beradab,” kata Yudi.

“Bukan hanya mereka, kita semua juga harus beradab. Adab menjadi pedomam dalam ucapan dan perbuatan. Jadikanlah adab sebagai pembuka jalan, ilmu melengkapi perjalanan meraih kesuksesan,” saran mas Bro. (Joko Lestari)


Berita Terkait


News Update