Ribuan Balita di Jakarta Alami Stunting, Begini Langkah Pemprov DKI

Minggu 19 Okt 2025, 21:25 WIB
ILUSTRASI: Sejumlah anak bermain di Tebet Eco Park, Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2025. Dinkes Jakarta mencatat prevalensi stunting di ibu kota mencapai 17,2 persen. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

ILUSTRASI: Sejumlah anak bermain di Tebet Eco Park, Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2025. Dinkes Jakarta mencatat prevalensi stunting di ibu kota mencapai 17,2 persen. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

"Pendekatan terintegrasi untuk mengatasi stunting melalui intervensi spesifik seperti pemantauan pertumbuhan anak dan dukungan nutrisi," kata Chico.

Untuk memperkuat langkah tersebut, Pemprov DKI juga bersinergi dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Nasional guna menyelaraskan data dan kebijakan di lapangan.

"Kami bekerja sama dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) pusat untuk mencapai target nasional 18 persen pada 2025, termasuk pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan anak usia dini," ungkap dia.

6.206 Balita di Jakarta Mengalami Stunting

Sementara itu, Dinkes DKI Jakarta terus memperkuat upaya pencegahan dan penanganan stunting di Ibu Kota.

Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyampaikan bahwa hingga tahun 2025, tercatat ada 6.206 balita di Jakarta yang mengalami stunting.

Baca Juga: Angka Stunting di Jakarta Masih Tinggi, DPRD Desak Pemprov Fokus Program Gizi hingga Sanitasi

"Saat ini kasus stunting yang ditemukan sebesar 6.206 balita," ujar Ani kepada Poskota, Minggu, 19 Agustus 2025.

Menurut Ani, kasus stunting di Jakarta paling banyak terjadi pada anak usia 24-35 bulan.

Masa ini merupakan periode emas tumbuh kembang anak yang sangat dipengaruhi oleh pola makan dan kondisi kesehatan.

Adapun, stunting biasanya di pengaruhi oleh asupan gizi yang tidak cukup pola makan bayi dan anak (PMBA) yang belum optimal.

Selain itu, Ani menyampaikan bahwa faktor keluarga juga berperan besar dalam penanganan stunting.

Ani mengimbau masyarakat melakukan langkah pencegahan stunting sejak sebelum anak lahir dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun pertama kehidupan (1000 HPK).


Berita Terkait


News Update