Warga Tidur Sif-sifan di Tanah Tinggi, Pemprov DKI Siapkan Hunian Vertikal dan Relokasi Bertahap

Minggu 12 Okt 2025, 21:04 WIB
Warga beraktivitas di kawasan padat penduduk Tanah Tinggi Johar Baru, Jakarta, Minggu, 12 Oktober 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

Warga beraktivitas di kawasan padat penduduk Tanah Tinggi Johar Baru, Jakarta, Minggu, 12 Oktober 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Bilal Nugraha Ginanjar)

“Kalau di rumah sempit, tidur susah, belajar susah, ya bagaimana anak-anak bisa fokus belajar. Akibatnya kualitas pendidikan turun,” kata Yayat.

Ia menilai, meski Pemprov DKI Jakarta telah menggulirkan berbagai program bantuan sosial seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS), program tersebut tidak akan efektif jika lingkungan tempat tinggal warga tetap tidak sehat dan tidak layak huni.

“Kita banyak memberikan bantuan Jakarta Pintar, Jakarta Sehat, tapi kalau warganya hidup di rumah yang sempit, kurang tidur, lingkungannya tidak sehat, maka bantuan itu tidak akan mengubah kualitas hidup mereka,” tegas Yayat.

Atas dasar itu, Yayat menekankan, pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada bantuan tunai atau program pendidikan dan kesehatan, tetapi juga memperbaiki lingkungan permukiman padat sebagai akar masalah.

"Jadi ada bagusnya program penanganan permukiman ini harus juga kita perbaiki terlebih dahulu, sebelum kita secara jor-joran memberikan bantuan-bantuan kepada masyarakat tapi masyarakatnya sendiri hidupnya dalam kondisi dengan kualitas hidup yang sangat rendah," kata dia. (cr-4)


Berita Terkait


News Update