WH menambahkan, pemerintah seharusnya lebih serius mengevaluasi kasus keracunan siswa di berbagai daerah agar orang tua tidak ragu menerima program tersebut.
“Harusnya dievaluasi secara keseluruhan dulu. Bagaimana proses pengelolaannya, bahan pangan yang digunakan, bahkan hingga proses pendistribusian ke sekolah. Karena ini bukan perkara main-main,” katanya.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto menuturkan, belum ditemukan kasus keracunan MBG di wilayahnya.
“Temuan hari ini lebih pada selera anak-anak, terutama terkait jumlah makanan. Jadi saya kira relatif belum ada sesuatu yang sangat luar biasa,” tutur dia.
Meski begitu, Pemkot Bekasi tetap melakukan evaluasi terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) guna menjaga kualitas dan keamanan makanan.
“Ya tentu dilakukan pendampingan terus. Kami melihat secara berjenjang, baik dari dinas OPD yang punya simplikasi,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pengawasan dilakukan bersama beberapa dinas terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk pengelolaan sampah, serta Dinas Kesehatan yang fokus pada gizi dan proses pembuatan makanan. (CR-3)