Orang Tua di Jakarta Khawatir Anak Terlibat Tawuran Dibina Dinsos

Senin 29 Sep 2025, 16:34 WIB
Siti Jubaedah (kiri) warga Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, berada di depan gang rumahnya, Senin, 29 September 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Siti Jubaedah (kiri) warga Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat, berada di depan gang rumahnya, Senin, 29 September 2025. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

PALMERAH, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah orang tua di Jakarta mengaku khawatir anak mereka yang terlibat tawuran ditempatkan di panti sosial.

Salah seorang orang tua, Peiningrum, 56 tahun, enggan anaknya harus dibina jika kedapatan terlibat aksi tawuran antarkelompok.

"Kalau saya mah enggak mau, saya lebih baik saya ambil (diurus dan dibina di rumah)," kata ibu akrab disapa Peni di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Senin, 29 September 2025.

Peni mengatakan, sang anak tidak dijamin bisa langsung lebih baik setelah keluar dari program tersebut. Sementara itu, ia menyebutkan, sang anak justru bisa terpapar dampak buruk.

"Khawatirnya itu karena kan pasti dicampur kan sama yang lain, kayak pengemis, terus pengamen, dicampur sama anak-anak jalanan gitu kan. Nah takutnya di sana anak saya malah nanti diajakin buat ngamen sama yang lain, kan bisa aja. Khawatirnya ya begitu aja sih," ucap dia.

Baca Juga: Pemprov Jakarta Bawa Pelaku Tawuran ke Panti Sosial, Begini Kata Sosiolog

Peni rela anaknya dibina jika terjamin bisa berubah. Namun, ia keberatan jika tidak jaminan anaknya berubah lebih baik.

"Misalnya kayak ada pendidikan militernya, yang dibawa ke barak itu. Atau ada program yang bagus ya, yang memang menjamin anak itu bisa berubah," kata Peni.

Sementara itu, warga lain bernama Siti Jubaedeh, 42 tahun, sepakat anak terlibat tawuran dibina dinas terkait.

"Kalau saya mah biarin aja masukkin ke Panti Sosial. Ibaratnya gini, dikasih tau sama orangtua enggak bisa, siapa tau sama orang lain baru sadar," ucap dia.

Baca Juga: Sajam di Balik Seragam, Pengamat Sosial: Tawuran Pelajar bukan Sekadar Kenakalan Remaja


Berita Terkait


News Update