Para pejuang kemerdekaan, pendiri negeri juga mengingatkan kepada kita untuk melihat masa lalu sebagai sejarah. Dengan belajar dari masa lalu berarti kita belajar dari pengalaman yang sudah terjadi sebagai pijakan untuk masa depan.
Karena itu, peristiwa buruk masa menjadi nasehat, masa kini adalah perjuangan dan masa depan adalah harapan. Ini sejalan dengan anjuran para leluhur bahwa tujuan hidup : Menghapus masa lalu, mengubah masa kini dan menata masa depan, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Hanya saja, patut diingat bahwa belajar sejarah bukan berarti kita kembali ke masa lalu. Jangan bawa masa lalu dalam kehidupan sekarang. Maknanya jangan pula peristiwa buruk kembali terulang dalam kehidupan sekarang dan mendatang.
Jika ini yang terjadi, bukan kemajuan, tetapi kemunduran. Bukan pula perbaikan, tetapi keburukan. (Azisoko)