JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Prakitisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama menyebutkan, kualitas udara buruk di Jakarta berdampak serius pada ibu hamil.
Polusi udara berisiko menganggu tumbuh kembang janin. Akibatnya, bayi bisa lahir secara prematur atau berat lahir rendah.
"Termasuk kemungkinan gangguan kognitif jangka panjang," kata Ngabila saat dihubungi, Jumat, 26 September 2025.
Kualitas udara buruk juga bisa memperparah kondisi masyarakat lanjut usia (lansia) hingga pemilik riwayat penyakit tertentu.
Baca Juga: Pemprov Jakarta Bakal Tambah Ruang Terbuka Hijau untuk Redam Polusi
Partikel halus (PM2.5) dari polusi udara bisa masuk ke aliran darah, sehingga mengakibatkan peradangan dan penyempitan pembuluh darah, sehingga mempengaruhi jantung. Di samping itu, risiko kanker paru-paru juga bertambah.
"Anak-anak dan lansia lebih rentan mengalami pneumonia, bronkitis, atau ISPA," ucap dia.
Sementara itu, anak-anak dihantui risiko stunting hingga perkembangan paru-paru yang buruk atas dampak dari kualitas udara buruk di Jakarta.
"Polusi udara dalam rumah dan luar rumah bisa meningkatkan infeksi saluran napas berulang yang menghambat pertumbuhan," tutur dia.
Baca Juga: Jakarta Terapkan Sistem Peringatan Dini Kualitas Udara untuk Redam Polusi
Untuk mencegah penyakit di tengah polusi udara, masyarakat dianjurkan memakai masker setiap beraktivitas.
"Kurangi aktivitas luar ruangan di jam polusi tinggi (pagi & sore saat macet). Gunakan air purifier di dalam rumah bila memungkinkan," katanya.
Selain itu, masyarakat juga diajurkan untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan memakan makanan bergizi, protein tinggi, hingga banyak antioksidan.
"Konsumsi makanan kaya antioksidan (sayur, buah, vitamin C & E) untuk melawan radikal bebas," ucap dia.