Indonesia: Dari Negara Rentan Iklim Menjadi Pusat Investasi Hijau Dunia

Selasa 23 Sep 2025, 11:36 WIB
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, berbicara dalam Indonesia Carbon Market Executive Roundtable pada rangkaian Climate Week NYC 2025 di New York, Amerika Serikat, Senin, 22 September 2025. (Sumber: Istimewa)

Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, berbicara dalam Indonesia Carbon Market Executive Roundtable pada rangkaian Climate Week NYC 2025 di New York, Amerika Serikat, Senin, 22 September 2025. (Sumber: Istimewa)

NEW YORK, POSKOTA.CO.ID - Dalam diskusi panel tingkat tinggi Climate Week NYC 2025, Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Iklim dan Energi, menegaskan komitmen Indonesia untuk mengubah tantangan iklim menjadi peluang pembangunan hijau dan investasi berkelanjutan.

Dengan lebih dari 285 juta penduduk yang hidup di wilayah sangat rentan, Indonesia menghadapi ancaman nyata berupa kenaikan permukaan laut, hujan ekstrem, dan kebakaran hutan.

Perubahan iklim bagi Indonesia bukan ancaman masa depan, melainkan kenyataan sehari-hari, dan kepemimpinan berarti berani menghadapinya secara langsung.

Indonesia menargetkan net zero emission pada 2060 atau lebih cepat, dengan strategi ekonomi hijau yang mendorong pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja, sekaligus menurunkan emisi.

Baca Juga: Hyundai Fokus ke Mobil Hybrid dan Listrik, Pasang Target 3,3 Juta Unit di 2030

Transisi energi dijalankan secara bertahap, adil, dan terukur, termasuk dalam mengurangi penggunaan batu bara. Melalui Just Energy Transition Partnership (JETP), Indonesia menggalang dukungan pembiayaan internasional untuk mempercepat energi terbarukan dan memperkuat jaringan listrik nasional.

Sejumlah pemimpin dunia dan perwakilan lembaga internasional berfoto bersama dalam Global Renewable Summit pada rangkaian Climate Week NYC 2025, di New York, Amerika Serikat, Senin, 22 September 2025. (Sumber: Istimewa)

Sejalan dengan itu, Indonesia memanfaatkan kekayaan alamnya sebagai kekuatan. Pemerintah menyiapkan program reforestasi seluas 12 juta hektar dengan pola multi-spesies, termasuk pohon buah, untuk memulihkan keanekaragaman hayati dan habitat satwa.

Indonesia juga mendorong pembentukan bursa karbon nasional untuk mengubah potensi alam menjadi nilai ekonomi dan membuka peluang kerja sama global.

Baca Juga: Stop Pakai Sirine, Wali Kota Bekasi Pilih Berangkat Lebih Pagi

Inisiatif konkret lainnya meliputi program elektrifikasi 103 gigawatt dengan 75 persen berbasis energi terbarukan, penyusunan regulasi untuk mendukung pasar karbon sukarela, pengembangan carbon capture, utilisation, and storage (CCUS), serta solusi karbon biru diantaranya melalui ekosistem rumput laut.

“Indonesia siap memimpin, siap bekerja sama, dan siap berinvestasi dalam solusi iklim. Bagi kami, aksi iklim bukan sekadar kewajiban, tetapi juga peluang emas untuk menciptakan kemakmuran bangsa dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia,” ujar Hashim.


Berita Terkait


News Update