JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kenaikan harga cabai merah keriting di sejumlah pasar tradisional Jakarta berdampak pada usaha kuliner, termasuk warung makan seperti warteg.
Candra 25 tahun, anak pemilik Warteg Jaya Bahari di kawasan Meruya Selatan, Jakarta Barat, mengungkapkan, bahwa omzet turun drastis dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut Candra, harga cabai merah keriting yang biasanya stabil di kisaran Rp60.000 per kilogram kini meroket hingga Rp80.000 per kilogram di Pasar Induk Tangerang.
“Kita biasanya beli langsung 5 kilo sekali ambil. Kemarin di pasar induk sampai Rp80 ribu per kilo, padahal biasanya Rp60 ribu. Jadi naik Rp20 ribu per kilo,” ujar Candra kepada Poskota, Minggu, 21 September 2025.
Untuk menyiasati lonjakan harga, Candra mengaku, memilih mencampur cabai merah keriting dengan cabai jenis lain agar tetap bisa menyajikan sambal tanpa mengurangi rasa pedas.
“Kita mix cabai keriting dengan cabai rawit atau cabe hijau. Jadi sambal tetap pedas, tapi biaya produksi nggak terlalu berat,” kata Candra.
Baca Juga: Harga Cabai Merah Keriting di Pasar Tradisional Tembus Rp80 Ribu/Kg
Namun, persoalan utama bukan hanya cabai. Candra mengaku minyak goreng dengan merek langganannya Minyakita kini sulit dicari di pasaran.
“Biasanya kita pakai merk minyakkita yang harganya Rp15 ribu per liter. Sekarang minyak itu hilang, susah banget dicari. Akhirnya terpaksa pakai merek lain seperti Sanco yang harganya bisa Rp40 ribu per liter. Dua kali lipat lebih mahal,” katanya.
Kondisi ini berimbas pada pendapatan harian Warteg Jaya Bahari. Jika sebelumnya omzet stabil di kisaran Rp2 juta hingga Rp3 juta per hari, kini turun tajam.
“Sekarang sehari cuma dapat 1 juta lebih. Ya karena harga bahan-bahan naik, terutama cabai sama minyak itu langkah,” ungkapnya.