6.176 Warga Bekasi Mengaku Penyintas LGBT, MUI: Fenomena Gunung Es

Minggu 21 Sep 2025, 18:56 WIB
Ilustrasi bendera pelangi yang dijadikan simbol komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender). (Sumber: X/@acarbiawak)

Ilustrasi bendera pelangi yang dijadikan simbol komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender). (Sumber: X/@acarbiawak)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Data mengejutkan dirilis Yayasan Lembaga Kasih Indonesia Kita bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi. Hingga, pertengahan September 2025, tercatat sebanyak 6.176 warga Kota Bekasi mengaku sebagai penyintas LGBT yang tersebar di seluruh kecamatan.

Dari jumlah itu, kelompok SL (sesama laki-laki) mencapai 5.776 orang, sedangkan waria tercatat 400 orang.

Yayasan yang berdiri sejak 2001 tersebut bekerja sama dengan The Global Fund (Kemenkes), puskesmas, dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi dalam proses pendataan.

Metode yang digunakan bersifat kualitatif dengan melibatkan komunitas LGBT sebagai petugas penjangkau (enumerator data). Petugas bertugas menjangkau titik-titik komunitas, melakukan skrining menggunakan formulir khusus, merujuk hasil pemeriksaan, hingga menyusun laporan harian secara online ke manajemen yayasan.

Ketua MUI Kota Bekasi, Saifuddin Siroj, menilai temuan ini perlu dicermati serius. Menurutnya, indikasi munculnya data tersebut, salah satunya dipicu oleh rencana penyelenggaraan Festival Color Run di Bekasi, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Heboh Agnez Mo Rayakan Parade Pride Month hingga Dituding Dukung LGBT

“Jadi pemicunya itu waktu ada rencana Festival Colour Run di Kota Bekasi. Saya berpikir acara itu condong atau familiar dengan LGBT. Dari situ kami ingin mendalami, apakah benar ada LGBT di Bekasi. Mengingat Bekasi ini adalah kota agamis,” ujar Saifuddin saat dikonfirmasi, Minggu 21 September 2025.

Saifuddin menjelaskan, bahwa pihaknya sudah meminta Komisi Litbang MUI untuk melakukan penelitian lebih jauh.

“Sebelumnya saya sudah minta komisi Litbang MUI meneliti. Setelah seminggu melakukan penyelidikan, ternyata data itu benar. Bukan hanya dari yayasan, tapi juga dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi,” katanya.

Meski demikian Saifuddin menegaskan data itu belum sepenuhnya final.

“Sampai saat ini kami masih melengkapi data itu dan hampir valid. Cuma memang belum dibahas betul. Takutnya ini fenomena gunung es. Apalagi LGBT ini urusan privat, biasanya orang tidak mau mengaku karena takut stigma,” ujarnya.


Berita Terkait


News Update