BANDUNG BARAT, POSKOTA.CO.ID – Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian memprihatinkan. Dinas DP2KBP3A mencatat 54 laporan sejak Januari hingga Juli 2025, lebih banyak dari sepanjang tahun 2024 yang berjumlah 53 kasus.
Jika dirata-ratakan, hampir tiap bulan ada tujuh laporan baru. Ledakan kasus paling menonjol terjadi awal September 2025 di Kecamatan Padalarang.
“Pada Minggu 14 September 2025, kami dapat laporan P3K cabuli anak tirinya. Mirisnya, tiga orang sekaligus. Lusa kemudian, ada lagi laporan juru parkir lansia cabuli anak-anak, jumlahnya lebih dari 10 korban,” ungkap Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DP2KBP3A KBB, Rini Haryani, Kamis, 18 September 2025.
Baca Juga: Lagi Trend! Edit Foto Polaroid di Lift Bareng Pasangan Pakai Gemini AI, Kayak Asli
Menurut Rini, kasus yang mencuat ke publik hanyalah sebagian dari masalah yang ada. Banyak korban memilih bungkam karena malu atau dianggap aib keluarga. Namun tren mulai berubah.
“Alhamdulillah, sekarang masyarakat makin sadar bahwa diam justru malah memperburuk keadaan sehingga kami banyak menerima laporan,” ujarnya.
Ia menekankan, peran masyarakat sangat penting untuk menekan aksi kejahatan ini. Kasus juru parkir di Padalarang misalnya, terbongkar berkat laporan warga.
“Makanya kami butuh dukungan masyarakat. Penanganan ini bukan hanya tugas dinas, tapi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Baca Juga: Gelar Dialog Publik, Ditjen Bimas Buddha Susun Rencana Strategis 5 Tahun
Terkait pemulihan psikologis korban, DP2KBP3A memastikan layanan cepat tanpa diskriminasi, baik di wilayah pusat maupun pelosok.
“Petugas siap melakukan home visit segera setelah laporan masuk. Kalau ada laporan malam, paginya langsung kami tindaklanjuti. Tidak ada istilah anak tiri dalam pelayanan. Semua harus cepat,” kata Rini.