POSKOTA.CO.ID - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi di sejumlah SPBU swasta tidak hanya menyulitkan konsumen, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup ribuan pegawainya.
Situasi memilukan ini viral di media sosial setelah sebuah akun Instagram membagikan curhatan salah satu pekerja SPBU yang nyaris menangis akibat tekanan yang dialami.
Dalam unggahan akun @bushcoo itu, terlihat seorang pegawai SPBU swasta menyampaikan kekhawatiran mendalam tentang masa depannya.
“Abang-abang pom bensin bilang: ‘Ini kita udah terakhir pak, yang lain udah pada di-layoff. Stok impor udah nggak akan ada lagi sampai tahun depan. Kalau stok yang di terminal penyimpanan habis, selesai sudah’. Ngomong kayak gitu sambil berkaca-kaca,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Baca Juga: Kompol Anggraini Putri Siapa? Perwira yang Terseret Dugaan Asmara Irjen KM
Kondisi ini memicu efek berantai. Ratusan SPBU milik perusahaan swasta besar seperti Shell, BP, dan Vivo dilaporkan kesulitan stok dan terancam menghentikan operasional.
Konsekuensi paling nyata adalah ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi ribuan karyawan yang menggantungkan hidupnya di sektor ini.
Akar Masalah: Kebijakan Impor Satu Pintu
Berdasarkan penelusuran, akar persoalan ini berasal dari perubahan kebijakan impor BBM. Sebelumnya, SPBU swasta memiliki akses untuk mengimpor BBM secara mandiri melalui Kementerian ESDM dan Bea Cukai.
Namun, kini kebijakan baru menetapkan Pertamina sebagai satu-satunya pintu impor untuk seluruh BBM yang masuk ke Indonesia.
Perubahan drastis dalam rantai distribusi ini disebut-sebut menyebabkan kemacetan aliran BBM ke SPBU-swasta. Akibatnya, stok di banyak lokasi menipis dan operasional tidak bisa berjalan normal.
Netizen Geram, Soroti Monopoli dan Ancaman PHK
Viralnya isu ini memantik reaksi keras warganet. Banyak yang menyoroti dampak monopoli dan mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap bertolak belakang dengan janji menciptakan lapangan kerja.