Di tengah gempuran online, ia masih bertahan dengan sistem lapak di tempat. Pasalnya, Oji tidak mengerti teknologi.
Bahkan ia mengatakan, agen tempat dia berbelanja juga berjualan secara online, sehingga mengurungkan niatnya.
"Kita enggak bisa lawan agen besar, kan kita mah pengecer, kita ngambil barang sama dia juga," tuturnya.
Baca Juga: Hyundai Bidik Pasar Surabaya Lewat Stargazer Cartenz, Mobil Keluarga Rasa Crossover
Di lokasi penjualan ikan hias Pasar Radio Dalam terlihat sudah beberapa toko tutup. Menurur Oji, tutupnya toko karena pedagang itu sudah tidak mampu bertahan.
"Liat aja sudah banyak yang tutup, ada yang gak sanggup dagang lagi, ada juga yang memang pindah," tutur dia.
Salah seorang pengunjung Pasar Radio Dalam, Najwa, 43 tahun mengaku sengaja datang langsung ke pasar agar bisa melihat secara langsung ikan hias yang mau dia beli.
"Kalau ikan kan beli di online susah, kalau akuariumya masih bisa beli di online," kata dia.
Baca Juga: Harga Daging Ayam Naik, Omzet Pedagang di Pasar Kebayoran Malah Turun 50 Persen
Ibu rumah tanggal asal Kemang ini datang bersama suami dan anak-anaknya dengan tujua membeli sejumlah ikan hias untuk di rumahnya itu.
Najwa beranggapan, sepinya pasar saat ini karena penjualan online yang sudah merebak. Sehingga hal ini berdampak ke pasar-pasar.
"Sekarang kan udah serba online, cuma dari HP aja udah bisa pesen barang yang kita mau," ucap dia.