Hunian Vertikal Solusi di Tengah Keterbatasan Lahan Jakarta

Kamis 11 Sep 2025, 21:40 WIB
Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Andira Reoputra (kedua dari kanan) menyampaikan keterangan kepada awak media di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 11 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Andira Reoputra (kedua dari kanan) menyampaikan keterangan kepada awak media di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 11 September 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: M Tegar Jihad)

Mengacu pada data tahun 2017 ada 445 RW kumuh, dan saat ini Pemprov Jakarta sedang bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengevaluasi RW kumuh tersebut yang ditargetkan selesai bulan Desember 2025.

Baca Juga: DPRD Desak Pemprov Jakarta Cek Legalitas Tanggul Beton di Cilincing

Retno menekankan, arah kebijakan Pemprov sudah jelas tertuang dalam RPJMD 2025–2029, yakni menyediakan perumahan publik yang terjangkau, terhubung dengan pusat ekonomi serta transportasi.

"Oleh karena itu, ada kebijakan bahwa kami harus menyiapkan hunian terjangkau yang layak huni, kemudian juga harus terhubung dengan TOD, dan program Pak Gubernur Pramono itu adalah mix use, inilah yang sekarang sedang kami godok," ungkap dia.

Retno menyebut, saat ini Pemprov DKI memiliki sekitar 32.000 unit rumah susun. Jika, tidak dikelola dengan serius, dia khawatir bisa menimbulkan persoalan di kemudian hari.

Selain itu, sejumlah Rusunawa sudah berjalan dengan pendekatan sosial-ekonomi. Ada rumah susun padat karya kurang lebih 381 unit, Rusun Rorotan IX ada 484 unit, Marunda 288 unit.

"Sosial-ekonomi juga kami pikirkan maka terbit Ingub Nomor 131 Tahun 2016. Semua SKPD harus support semua kegiatan sosial ekonomi di Rusunawa, supaya bisa meningkatkan taraf hidup," tuturnya. (cr-4)


Berita Terkait


News Update