Sri memaparkan tiga metode utama yang akan diterapkan selama proses perawatan:
- Fumigasi dengan Gas: Metode ini menggunakan gas tertentu yang aman untuk koleksi museum namun efektif membasmi hama mikro. "Gas dipilih yang aman untuk koleksi. Tetapi tetap nanti dalam pengerjaannya, koleksi yang rentan akan kami keluarkan," jelasnya.
- Suntik Antirayap (Soil Injection): Untuk membentuk pertahanan jangka panjang, larutan kimia antirayap akan disuntikkan ke dalam tanah sekitar bangunan. "Ada larutan tertentu yang diinjeksikan ke dalam tanah untuk menciptakan perlindungan kimiawi dalam tanah, yang dapat membendung masuknya rayap ke dalam atap bangunan," papar Sri.
- Pengendalian Hama Tikus: Metode khusus juga akan dilakukan untuk menangani populasi tikus yang bersarang di dalam struktur bangunan museum.
Baca Juga: Diduga Kelebihan Muatan, Truk Pengangkut Tanah Terjungkal di Depan RS Tarakan
Sri menambahkan bahwa cakupan fumigasi untuk Museum Tekstil hanya pada gedung utama, sementara dua museum lainnya akan menjalani proses yang lebih menyeluruh pada seluruh bangunan.
Kegiatan fumigasi ini dilakukan setahun sekali untuk memastikan bangunan tua yang berharga tersebut tetap terpelihara dan aman dari ancaman kerusakan yang ditimbulkan oleh hama.
Masyarakat dan wisatawan direkomendasikan untuk mengecek jadwal penutuan sebelum berkunjung guna menghindari kekecewaan.