Profil Susilo Wonowidjojo: Kehilangan Rp94 Triliun dan Gelombang PHK di Gudang Garam

Minggu 07 Sep 2025, 14:20 WIB
Profil Susilo Wonowidjojo (Sumber: Dok.Forbes)

Profil Susilo Wonowidjojo (Sumber: Dok.Forbes)

POSKOTA.CO.ID - Isu pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di PT Gudang Garam Tbk tengah menyedot perhatian publik. Sorotan utama tertuju pada sosok Susilo Wonowidjojo, pemimpin perusahaan sekaligus pewaris dinasti rokok kretek legendaris Indonesia.

Sebuah video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan suasana haru di pabrik Gudang Garam.

Para buruh berseragam merah dan biru dongker dengan lambang perusahaan terlihat menangis, saling berpelukan, dan meninggalkan area kerja dengan wajah muram.

Gelombang PHK ribuan pekerja itu pun menuai simpati sekaligus kritik masyarakat.

Baca Juga: Kemal Palevi Bahas Tuntutan 17+8, Ingatkan Jangan Teralihkan Kasus Korupsi Nadiem Makarim

Nama Susilo Wonowidjojo, yang dijuluki “Raja Kretek” sekaligus pewaris kerajaan rokok terkaya di dunia, kembali ramai diperbincangkan.

Bedanya, kali ini bukan karena kejayaan bisnisnya, melainkan akibat terpaan krisis finansial.

Dalam kurun lima tahun terakhir, kekayaan Susilo dikabarkan menyusut hingga Rp94 triliun.

Hal ini memunculkan pertanyaan publik: siapa sebenarnya sosok di balik Gudang Garam, dan bagaimana mungkin harta taipan sebesar itu bisa tergerus begitu drastis?

Pewaris Dinasti Rokok

Susilo Wonowidjojo merupakan generasi ketiga keluarga pendiri Gudang Garam, yang dirintis di Kediri pada 1958. Ia resmi mengambil alih kendali perusahaan sejak 2009, menggantikan ayahnya, Rachman Halim.

Di bawah kepemimpinannya, Gudang Garam sempat meraih kejayaan dan mengokohkan diri sebagai produsen kretek terbesar di Indonesia. Namun berbeda dengan banyak miliarder lainnya, Susilo dikenal sangat tertutup.

Ia jarang tampil di media, tidak aktif di media sosial, dan lebih memilih bekerja di balik layar dengan gaya hidup sederhana.

Puncak Kekayaan

Pada 2019, Forbes menobatkannya sebagai orang terkaya ketiga di Indonesia dengan kekayaan mencapai USD 9,2 miliar atau sekitar Rp147 triliun. Saat itu, saham Gudang Garam (GGRM) menjadi salah satu primadona di Bursa Efek Indonesia.

Baca Juga: Siapa Riza Chalid? Gasoline Godfather yang Kini Jadi Buronan Kasus Korupsi Pertamina

Kerugian Rp94 Triliun

Sayangnya, masa keemasan itu tak bertahan lama. Forbes mencatat pada 2024, kekayaan Susilo merosot menjadi hanya USD 3,3 miliar atau sekitar Rp53 triliun. Artinya, ia kehilangan sekitar USD 5,9 miliar atau Rp94 triliun dalam kurun lima tahun.

Penurunan tajam tersebut diduga akibat tekanan berat pada kinerja perusahaan, terutama karena kenaikan cukai rokok yang kian tinggi dan perubahan preferensi konsumen ke rokok elektrik.

Kini, Susilo Wonowidjojo harus menghadapi tantangan berat: menjaga kelangsungan bisnis keluarga yang telah berdiri lebih dari enam dekade, di tengah industri rokok yang disebut-sebut memasuki masa senja.


Berita Terkait


News Update