Pengamat Sebut Ekonomi Lesu Membuat Masyarakat Andalkan Pinjol

Sabtu 06 Sep 2025, 19:27 WIB
Ilustrasi, kondisi ekonomi yang lesu mendorong masyarakat mengandalkan pinjol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Ilustrasi, kondisi ekonomi yang lesu mendorong masyarakat mengandalkan pinjol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. (Sumber: Poskota/Pandi Ramedhan)

Mereka kerap mengandalkan pinjaman Rp1 juta hingga Rp2 juta untuk bertahan hidup. Ketatnya persyaratan di bank konvensional juga membuat masyarakat cenderung memilih platform pinjol sebagai alternatif.

Baca Juga: Galbay Pinjol Kuartal I 2025 Capai Rp1,65 Triliun, Didominasi Perempuan dan Usia Muda

"Cukup KTP dan registrasi online, dana langsung cair ke rekening. Tidak perlu survei rumah, verifikasi gaji, atau agunan seperti di bank,” kata Ibrahim.

Akibat kemudahan itu, kata Ibrahim, banyak peminjam yang tidak mampu melunasi utangnya. Sehingga dengan banyak Galbay, banyak perusahaan pinjol mengalami kerugian besar bahkan terancam bangkrut karena tingginya rasio kredit macet.

Menurutnya, masyarakat Indonesia terlalu cepat diberi kemudahan akses kredit tanpa kesiapan literasi finansial.

“Pinjol salah sasaran. Terlalu mudah memberi iming-iming tanpa memeriksa kemampuan bayar. Berbeda dengan bank yang memiliki mekanisme ketat seperti agunan dan pemblokiran rekening,” jelas Ibrahim.


Berita Terkait


News Update