KPAD Ungkap Anak Terlibat Ricuh di Bekasi Terprovokasi Medsos dan Gim Online

Kamis 04 Sep 2025, 15:35 WIB
Ratusan massa aksi berusaha menyerang Mapolres Metro Bekasi Kota dengan petasan dan bom molotov, Minggu, 31 Agustus 2025. (Sumber: Dok. Istimewa)

Ratusan massa aksi berusaha menyerang Mapolres Metro Bekasi Kota dengan petasan dan bom molotov, Minggu, 31 Agustus 2025. (Sumber: Dok. Istimewa)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi menyebutkan, sejumlah anak terprovokasi media sosial untuk mengikuti demo.

“Banyak dari mereka bilang tidak tahu, cuma ikut-ikutan saja. Hampir rata-rata terprovokasi oleh informasi yang mereka terima di media sosial,” kata Ketua KPAD, Novrian, Kamis, 4 September 2025.

Menurutnya, ajakan untuk ikut aksi tidak hanya beredar di media sosial, tetapi fitur percakapan di gim online, seperti Roblox hingga Mobile Legends.

“Yang menarik, mereka rata-rata pengguna game aktif. Permainan penuh kekerasan itu juga mempengaruhi psikologis mereka. Bahkan ada sensasi obrolan di Roblox, lalu diterjemahkan ke dalam realita. Karena rasa ingin tahu, mereka jadi mudah ikut-ikutan,” tuturnya.

Baca Juga: Selamatkan Indonesia: BEM Si Gelar Demo di DPR Hari Ini, Apa Tuntutannya?

Novrian menegaskan, faktor psikologis membuat anak-anak rentan diprovokasi dan diarahkan. Hal itu memicu mereka terlibat dalam aksi massa tanpa memahami tuntutan sebenarnya.

Ia mengatakan, KPAD Bekasi sedang fokus mendampingi anak-anak yang masih ditahan usai kericuhan tersebut. Pihaknya juga sudah memanggil orang tua, berkoordinasi dengan sekolah, serta memberikan pemahaman agar kasus serupa tidak terulang.

“Memang mereka belum dibebaskan. Mudah-mudahan dalam 1-3 hari ini bisa dilepaskan. Kami sudah melakukan diversi agar anak tidak ditahan di dalam sel,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan, hukuman terbaik bagi anak-anak bukanlah penjara, melainkan pembinaan di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Baca Juga: Jakarta Masih Zona Merah Demo Atau Tidak? Simak Penjelasannya

“Bisa pembinaan di rumah, RT, atau lingkungan melalui LINMAS. Kami pantau mereka dengan laporan kegiatan. Untuk sekolahnya juga akan didampingi,” tuturnya.


Berita Terkait


News Update