“Apalagi sudah kontennya provokatif (berisi fitnah, adu domba, menjelek – jelekkan orang lain), manipulatif lagi, Sementara kita sudah terlanjur menyebarluaskan, apa nggak nyesel tuh,” kata Yudi.
“Jadi rujukan utamanya adalah isi konten, Jika baik dan pantas, boleh diteruskan. Jika isi konten menebarkan kebencian, dan keburukan, sebaiknya abaikan. Inilah perlunya filter diri menyikapi konten yang beredar,” kata mas Bro.
“Jangan melihat siapa yang kirim pesan, tetapi cermati isi pesan,” kata Yudi.
“Lantas siapa yang memfilter, siapa lagi kalau bukan diri kita sendiri.Intinya jangan tergoda hasutan, terbawa emosi sebelum tahu pasti apa yang terjadi,” kata Heri.
“Sekalipun sudah tahu apa yang terjadi, kalian harus tetap mengendalikan diri dan jaga emosi,” saran mas Bro. (Joko Lestari)