Investasi saham sering dianggap rumit, padahal pelajar bisa memulainya dengan belajar konsep dasar. Misalnya: apa itu saham, bagaimana risiko dan return, hingga istilah-istilah seperti dividen, capital gain, dan cut loss.
Belajar bisa dilakukan melalui buku, artikel daring, video edukasi, atau komunitas saham. Dengan memahami ilmunya, pelajar dapat mengurangi risiko kesalahan saat mulai berinvestasi.
4. Memilih Perusahaan Sekuritas yang Tepat
Setelah memahami dasar investasi saham, pelajar perlu memilih perusahaan sekuritas yang terpercaya. Setiap sekuritas memiliki kebijakan biaya transaksi berbeda, sehingga penting untuk membandingkan sebelum memutuskan.
Gunakan aplikasi resmi yang sudah diawasi OJK. Jangan tergoda platform tidak jelas yang menjanjikan keuntungan instan. Keamanan data dan transparansi transaksi harus menjadi prioritas.
5. Menggunakan “Uang Dingin”
Prinsip penting dalam investasi adalah tidak menggunakan uang pinjaman. Pelajar hanya boleh berinvestasi dengan “idle cash” atau uang dingin, yakni dana yang tidak digunakan untuk kebutuhan pokok.
Mulailah dengan modal kecil agar bisa belajar memahami pasar tanpa menanggung risiko besar. Secara bertahap, jumlah investasi bisa ditingkatkan sesuai kemampuan finansial.
6. Membuat Rencana Trading
Bagi yang tertarik dengan saham, memiliki trading plan sangatlah penting. Rencana ini berfungsi sebagai panduan kapan harus membeli, menjual, atau melakukan cut loss.
Disiplin dalam menjalankan strategi investasi akan membantu pelajar menghindari keputusan emosional. Dengan perencanaan yang matang, potensi keuntungan bisa lebih terukur dan risiko bisa diminimalisasi.
7. Memilih Perusahaan Berkualitas
Investasi saham tidak hanya soal harga murah. Pelajar perlu belajar menganalisis kualitas perusahaan, seperti laporan keuangan, rekam jejak, hingga likuiditas saham.
Untuk pemula, saham blue chip yang masuk indeks IDX30 atau LQ45 bisa menjadi pilihan karena memiliki fundamental kuat. Selain itu, pelajar juga bisa mendiversifikasi portofolio dengan membeli saham dari sektor berbeda untuk mengurangi risiko.
8. Mengenali Profil Risiko
Setiap orang memiliki profil risiko berbeda. Ada yang berani mengambil risiko tinggi (agresif), ada juga yang lebih nyaman dengan investasi aman (konservatif).
Pelajar perlu mengenali dirinya sendiri: apakah lebih cocok dengan saham, obligasi, reksa dana, atau emas? Dengan memahami profil risiko, investasi menjadi lebih realistis dan sesuai dengan tujuan keuangan.