“Di kuartal kedua, lebarannya sudah lewat, pertumbuhan konsumsinya meningkat, dan pertumbuhan ekonomi secara totalnya bisa 5,12%. Nah, selain itu juga dari sisi investasi. Nah, investasi ini antara yang dilaporkan oleh BKPM bahwa betul memang kita sedang mendorong investasi di sektor hilirisasi, misalnya," jelasnya.
"Tapi fakta bahwa 28 perusahaan smelter yang terkait hilirisasi sekarang ini sedang terganggu produksinya, tapi kenapa angka investasi atau pembentukan modal tetap bruto itu mengalami kenaikan yang cukup tinggi?”
Bhima juga menyoroti data ekspor yang dinilai tidak sejalan dengan tren harga komoditas global.
“Selain itu juga ekspor. Jadi harga komoditas trennya sedang kurang begitu bagus, baik batu bara termasuk juga hasil olahan nikel, tapi dilihat dari sisi ekspor itu terjadi lonjakan yang cukup tinggi,"
"Dan selain itu juga, ketika pemerintah dia mengimpor mesin untuk pembuatan tank itu, maka boleh dicatat sebagai pembentukan modal tetap bruto. Tapi kalau dia hanya sekali pakai atau barang jadi yang diimpor, maka dicatatannya adalah diimpor atau dibelanja pemerintah, bukan di dalam investasi,”