"Kalau sedekah itu di kotak amal, saya enggak tahu. Ada yang ngasih 5 ribu, 2 ribu. Buktinya saat dibuka segitu. Saya enggak tahu," tuturnya.
Terkait adanya anjing di rumahnya, Yeni menjelaskan bahwa dahulu ia memiliki usaha pet shop sehingga sempat menampung hewan titipan, termasuk anjing.
"Nah, terkait anjing di rumah, saya ini punya pet shop. Tapi itu sudah lama tidak ada. Namanya pet shop, enggak hanya anjing, ada kucing, dan lain-lain. Waktu itu ada yang nitip, enggak diambil-ambil," ujarnya.
Ia menceritakan, pemilik anjing titipan itu pindah ke Sumatera Utara karena orang tuanya meninggal dan tidak kembali lagi ke Bekasi. Menurutnya, berbuat baik tidak hanya kepada manusia saja, tetapi juga kepada binatang.
"Kan kita baik enggak hanya kepada manusia saja. Kalau baik kepada manusia itu biasa, tapi bisakah kita baik kepada yang tidak baik pada kita, bahkan pada hewan. Itu motivasi saya," jelasnya.
Yeni menegaskan pengajiannya hanya mengkaji Alquran. Saat bertemu MUI, ia bahkan diminta membaca ayat Alquran beserta terjemahannya.
"Bagaimana mungkin kita akan mengamalkannya kalau kita tidak mengerti artinya. Jadi, ini Arabnya, kita baca terjemahnya," katanya.
Ia menambahkan, isi pengajian menekankan agar jamaah tidak ragu pada Alquran, mengamalkan perintahnya, dan menjauhi larangannya.

"Sehebat apa pun isi Alquran, kalau kita tidak amalkan dalam kehidupan, akhlak kita tidak akan baik," tegasnya.
Terpisah, Ketua RW 12, Perumahan Dukuh Zamrud, Ardiyatno, mengaku senang karena Yeni bersedia memenuhi panggilan MUI untuk memberikan klarifikasi.
"Alhamdulillah dia mau menerima hasil mediasi yang diberitahukan oleh Kesbangpol Kota Bekasi. Sedangkan untuk rumor yang beredar, kami tidak bisa membuktikan," katanya.
Ia menyarankan agar kegiatan pengajian dilanjutkan di Masjid Al-Muhajirin yang berada dekat permukiman. Ardiyatno juga berharap kejadian ini menjadi titik awal yang baik bagi warganya.