Bukan Sekadar Jual-Beli, Cara Cerdas Bangun Usaha Dagang dari Nol ala Theo Derrick

Kamis 14 Agu 2025, 08:37 WIB
Kisah Sukses Theo Derrick: Strategi Dagang dari Nol hingga Raup Keuntungan Besar (Sumber: Youtube/@TheoDerrick)

Kisah Sukses Theo Derrick: Strategi Dagang dari Nol hingga Raup Keuntungan Besar (Sumber: Youtube/@TheoDerrick)

Ia menjual berbagai produk seperti HP second, temper glass, nomor cantik, casing, hingga pakaian KW. Target pasar utamanya adalah mahasiswa yang mencari harga terjangkau.

Ciri khas dari tahap ini adalah tidak ada branding sama sekali—hanya fokus pada barang yang laku dijual cepat. Strategi ini efektif untuk memperoleh modal awal, tetapi kurang memberikan moat atau benteng pertahanan jangka panjang.

Model Dagang Modern: Importir Brand Internasional

Kisah lain datang dari seorang importir produk luar negeri seperti brand olahraga Gymshark. Prosesnya dimulai dari:

  1. Mengambil stok dari pemasok di Amerika Serikat
  2. Membagikan katalog melalui Instagram
  3. Menjual produk ke konsumen Indonesia

Keunggulan model ini adalah memanfaatkan daya tarik brand global yang sudah memiliki reputasi. Namun, ketergantungan pada satu pemasok membuat risiko bisnis cukup tinggi terutama jika pasokan terhenti atau biaya impor naik.

Teknologi Sebagai Pendukung Dagang Lintas Negara

Di era digital, teknologi membuka peluang dagang lintas negara. Aplikasi seperti Flip Globe memudahkan transfer uang internasional dengan biaya rendah, mencakup lebih dari 60 negara, dan hanya memerlukan waktu beberapa menit.

Teknologi seperti ini memberi peluang bagi pedagang kecil untuk menembus pasar global tanpa harus memiliki perusahaan besar. Namun, tetap diperlukan pengetahuan regulasi ekspor-impor dan keterampilan pemasaran digital.

Tantangan Dagang di Era Sekarang

Meski peluang semakin luas, pelaku dagang dan bisnis menghadapi sejumlah tantangan:

  • Regulasi marketplace yang berubah cepat
  • Kenaikan biaya administrasi dan pajak
  • Persaingan harga yang ketat
  • Ketergantungan pada platform tertentu yang bisa membuat usaha runtuh jika ada perubahan kebijakan

Tidak sedikit pedagang yang merasa lelah (burnout) dan akhirnya berhenti. Inilah mengapa membangun identitas personal menjadi solusi penting.

Baca Juga: Besok, Pemkot Bekasi Akan Panggil Umi Cinta yang Diduga Sesat

Personal Branding jadi Pondasi yang Tahan Lama

Personal branding bukan sekadar tren media sosial. Ini adalah strategi bertahan hidup di tengah ketidakpastian pasar. Dengan personal branding:

  • Konsumen mengenal dan mempercayai individu di balik produk.
  • Penjual bisa menjual berbagai produk tanpa kehilangan basis pelanggan.
  • Cerita pribadi dan nilai yang dipegang dapat menjadi magnet bagi audiens.

Orang cenderung membeli dari orang yang mereka sukai dan percayai, bukan hanya dari toko dengan harga termurah.

Perbedaan antara dagang dan bisnis terletak pada nilai tambah yang diberikan. Dagang fokus pada transaksi, sementara bisnis berusaha membangun sistem, identitas, dan hubungan jangka panjang. Di era digital yang penuh tantangan, personal branding adalah modal utama yang dapat melindungi pelaku usaha dari guncangan pasar.


Berita Terkait


News Update