Ia menjelaskan, dengan sistem berbasis aplikasi, sopir angkot akan digaji sehingga tak perlu lagi mengejar setoran. Sistem ini dinilai akan meningkatkan kesejahteraan pengemudi sekaligus membuat pelayanan lebih tertib.
“Supir-supir angkot juga terfasilitasi, terbantu, dan merasa diperhatikan. Dia berhenti kejar setoran karena mereka digaji. Kami bisa duplikasi sistem dari Jaklingko atau Wara-wiri. Mana yang cocok, kami terapkan di Bekasi,” katanya.
Ia menilai tanpa integrasi penuh, subsidi besar sekalipun tidak akan mengubah pola pikir warga yang lebih memilih kendaraan pribadi.
Baca Juga: Jasad Bayi Perempuan Ditemukan dalam Kresek di Bekasi, Pelaku Masih Diburu Polisi
“Kalau ini semuanya terintegrasi, mereka bisa berpikir, untuk apa naik angkutan pribadi? Udah bensinnya mahal, masih macet-macetan. Mendingan naik angkutan umum. Pasti akan mengubah pola pikir masyarakat. Nah ini tantangan kami,” ujar dia. (CR-3)