Baginya, produktivitas bukan beban, melainkan sumber kebahagiaan. Hidup tanpa sesuatu yang ingin dicapai, menurutnya, adalah hidup yang kosong.
Ia juga mengkritik generasi muda, khususnya Gen Z, yang menurutnya penuh delusi merasa pintar karena punya akses informasi.
Namun, nyatanya, lemah dalam eksekusi dan miskin keterampilan praktis di dunia kerja.
“Gen Z generasi paling gampang dibantai. Pintarnya di kepala doang, skill-nya nol,” kritik Timothy.
5. Tanggung Jawab Adalah Kunci Lelaki Sejati
Pesan terakhir Timothy diarahkan kepada kaum pria. Ia menegaskan, kebahagiaan seorang laki-laki sejati bukan datang dari memanjakan diri, tetapi dari keberhasilan menyediakan yang terbaik untuk keluarganya.
Ia mencontohkan bagaimana seorang ayah di Hari Raya biasanya tak minta apa-apa, cukup melihat istri dan anaknya bahagia.
Itu adalah bentuk cinta sejati, bukan kata-kata, namun tanggung jawab nyata.
“Kalau lu masih minta-minta, belum kerja keras, dan bilang sayang keluarga, itu bohong. Laki-laki itu lahir untuk menaklukkan, bukan untuk tidur siang,” pungkasnya.
Demikian informasi mengenai beberapa cara yang dibagikan Timothy Ronald untuk menjadi top 1 dunia.
Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan inspirasi, berdasarkan pandangan dan pengalaman pribadi Timothy Ronald.
Hasil setiap individu bisa berbeda tergantung pada konsistensi, strategi, dan faktor eksternal lainnya.