Densus 88 Gandeng Kampus Bahas Jamaah Islamiyah Secara Terbuka

Sabtu 02 Agu 2025, 13:54 WIB
Densus 88 Anti Teror Polri bersama Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menggelar acara bedah buku bertajuk “JI The Untold Story (Perjalanan Kisah Jamaah Islamiyah)”. (Sumber: Istimewa)

Densus 88 Anti Teror Polri bersama Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menggelar acara bedah buku bertajuk “JI The Untold Story (Perjalanan Kisah Jamaah Islamiyah)”. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, POSKOTA.CO.IDDensus 88 Antiteror Polri mengajak perguruan tinggi untuk membahas isu terorisme secara terbuka.

Salah satunya melalui bedah buku "JI The Untold Story (Perjalanan Kisah Jamaah Islamiyah)" karya Kepala Densus 88, Irjen Sentot Prasetyo.

Acara berlangsung di Auditorium Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya), Kamis, 31 Juli 2025, dan menjadi bagian dari program literasi kontra narasi radikal yang digagas Densus 88 bersama institusi pendidikan tinggi.

Wakil Rektor UMSurabaya, Dr. Radius Setiyawan menegaskan pentingnya peran kampus dalam membedah sejarah kelompok radikal secara ilmiah.

“Pembubaran Jamaah Islamiyah bukan sekadar urusan keamanan, melainkan bagian dari dinamika sejarah sosial-keagamaan yang harus dikaji secara mendalam. Kampus memiliki tanggung jawab moral untuk melahirkan narasi-narasi yang jernih dan mencerahkan," ujar Radius, dikutip Sabtu, 2 Agustus 2025.

Baca Juga: DPRD DKI Desak Pemprov Jakarta Segera Perbaiki Jalan Rusak

Anggota Densus 88, AKBP Joko Dwi Harsono, mengatakan buku tersebut tidak hanya mendokumentasikan sejarah JI, tapi juga menjadi kontra narasi terhadap propaganda ideologi kelompok radikal.

"Buku ini bukan hanya dokumentasi sejarah, melainkan juga bentuk kontra narasi terhadap propaganda ideologis kelompok radikal terorisme," kata Joko.

Ia juga mengajak mahasiswa agar berpikir kritis terhadap isu-isu radikal.

"Melalui kegiatan ini, Densus 88 AT Polri berharap kampus dapat menjadi ruang belajar yang aktif dan terbuka untuk membahas isu-isu radikal terorisme secara objektif dan berdasarkan fakta. Harapannya, mahasiswa dan generasi muda bisa tumbuh menjadi pribadi cinta tanah air dan tidak mudah terpengaruh oleh paham yang menyimpang dari nilai-nilai kebangsaan," lanjutnya.

Pengamat terorisme sekaligus penulis buku “NII sampai JI dan JI sampai NKRI”, Dr. Solahudin, turut mengupas transformasi ideologi JI sejak masa transnasional hingga pembubaran resminya.

Baca Juga: Karya Sastra Bhuwana “KITAB MA HA IS MA YA” Hadirkan Perjalanan Spiritual 20 Jam Non-Stop di Jakarta

Menariknya, kegiatan ini juga menghadirkan mantan anggota Dewan Fatwa JI, Ustaz Imtihan. Ia menyampaikan refleksi atas keputusan JI untuk membubarkan diri.

"Banyak dari kami dulu berpikir bahwa jalan perjuangan bisa dilewati dengan kekerasan, padahal Islam mengajarkan dakwah yang damai. Kini saatnya generasi muda belajar dari kesalahan kami, agar tidak mengulang jalan yang sama," ujar Ustaz Imtihan.

Ia mengapresiasi diskusi semacam ini karena membuka ruang dialog dan pemahaman baru di lingkungan akademik.

Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, dan tokoh masyarakat. Bedah buku ini menjadi bagian dari upaya membangun kesadaran kritis dan memperkuat ketahanan ideologi di kalangan generasi muda.


Berita Terkait


News Update