"Di sekolah-sekolah, kurikulum masukin pelatihan-pelatihan," ujar Setyoko dalam keterangannya Selasa, 29 Juli 2025.
Termasuk di antaranya memperkenalkan sistem pemilahan sampah berdasarkan warna seperti merah untuk limbah berbahaya, kuning untuk sampah anorganik, dan hijau untuk sampah organik.
Dengan demikian, mempermudah para siswa sekolah membuang sampah secara terorganisir. "Perlu diajarin bak sampah yang berwarna warni, mungkin bisa dari sana," kata Setyoko.
Edukasi seperti itu akan membangun kolaborasi lintas sektor dalam penanganan sampah berbasis pendidikan. Memperkuat budaya lingkungan bersih dan sehat dari sekolah hingga lingkungan masyarakat.
Nantinya, para siswa di sekolah sebagai generasi penerus bangsa secara langsung dapat mendukung upaya pemerinah provinsi dalam pengelolaan sampah. "Kalau di sekolah-sekolah sudah terbiasa, akan terbawa di rumah," pungkas Setyoko. (Ril)