TANGERANG SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Dadan Hindayana menilai, teknologi iradiasi pangan yang dikembangkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) efektif mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dadan menjelaskan, teknologi tersebut sangat dibutuhkan dalam berbagai program layanan gizi, terutama dalam kondisi khusus seperti bulan Ramadan atau masa libur panjang.
“Ini menurut saya salah satu teknologi yang memang sedang kita perlukan. Produk-produk pertanian cepat busuk, dan kalau diolah juga cepat basi. Jadi kita butuh olahan segar yang bisa tahan dua sampai tiga hari,” kata Dadan di kantor BRIN Tangsel, Selasa, 29 Juli 2025.
Menurutnya, iradiasi sebagai metode yang sangat manageable dan sesuai untuk menjaga ketahanan pangan, menghindari pemborosan, serta menjaga mutu gizi dalam program-program pemerintah.
Baca Juga: 15 Siswa di Depok Mual dan Pusing Usai Makan MBG, Sekolah Bantah Keracunan
“Teknologi ini sangat bermanfaat untuk pelayanan saat libur. Misalnya makanan segar yang diolah di pagi hari dan dimakan saat berbuka atau dua hari kemudian. Ini akan sangat membantu,” ucapnya.
Perihal pengawasan, Dadan menekankan pentingnya riset dan edukasi sebelum penerapan luas dilakukan. Ia menyebut, pihaknya telah menanyakan hasil penelitian terkait perbedaan komposisi nutrisi pada makanan yang diradiasi dan tidak diradiasi.
“Kalau ada perubahan komponen tentu efeknya ke tubuh bisa beda. Tapi kalau hasil riset terhadap hewan uji, seperti tikus, menunjukkan tidak ada perubahan perilaku, sifat, pembengkakan sel, atau tumor, itu artinya aman. Kalau sudah terbukti aman, maka langkah berikutnya adalah edukasi ke masyarakat,” ucapnya.
Ia juga mengusulkan teknologi iradiasi tidak hanya tersedia di industri besar, melainkan bisa dikembangkan dalam bentuk alat mobile yang aplikatif di setiap dapur MBG (Makan Bergizi). Hal ini dinilainya akan mempercepat proses distribusi dan efektivitas program.
Baca Juga: Porsi MBG di Pandeglang Ditambah, Ibu Hamil-Menyusui Dapat Jatah
“Selama ini kan makanan harus dibawa ke fasilitas iradiator, itu repot. Tapi kalau bisa menjadi kelengkapan di SPPG masing-masing, ini lebih bagus. Penggunaannya pun tidak setiap saat, hanya pada momen tertentu seperti Ramadan atau ketika libur sekolah, bahkan untuk supplier bahan baku,” tuturnya.