Sedotan yang ia beli dari Tiongkok seharga Rp3.000 per buah dijual kembali seharga Rp28.000.
Tak disangka, iklan pertamanya langsung menarik perhatian pasar. Dalam waktu singkat, ia kebanjiran pesanan hingga ratusan unit.
Keberhasilan itu menjadi titik balik bagi Timothy, karena dari bisnis sederhana tersebut, ia berhasil mengumpulkan Rp1 miliar pertamanya.
Baca Juga: Apa Aset Masa Depan dengan Potensi Tertinggi? Inilah Jawaban Timothy Ronald
Menapaki Dunia Kripto dan Investasi
Dengan modal awal yang ia kumpulkan, Timothy melangkah lebih jauh ke dunia investasi. Ia mendirikan platform edukasi finansial bernama Ternak Uang, serta Akademi Crypto, yang berfokus pada pendidikan investasi kripto di Indonesia.
Dalam perjalanannya, Timothy bertemu dengan tokoh-tokoh besar di industri kripto, termasuk pendiri Binance, Changpeng Zhao.
Pertemuan itu memperkuat keyakinannya terhadap potensi masa depan kripto, khususnya Bitcoin.
Sudah mempelajari Bitcoin sejak 2016, Timothy memutuskan mengalokasikan dana sebesar Rp290 juta untuk membeli aset digital tersebut. Seiring waktu, nilai investasi Timothy Ronald terus bertumbuh pesat hingga mencapai Rp1,7 miliar.
Diversifikasi Portofolio dan Ekspansi Bisnis
Tidak hanya berinvestasi di kripto, Timothy juga membeli saham di perusahaan-perusahaan besar.
Salah satu langkah strategisnya adalah menjadi pemegang saham di Holywings Group, yang membawahi lebih dari 50 outlet hiburan malam di seluruh Indonesia. Ia bahkan menjadi salah satu pemegang saham termuda di perusahaan tersebut.
Selain itu, Timothy pernah berinvestasi pada saham-saham unggulan seperti BBRI dan ARTO, yang memberikan keuntungan signifikan berkat keputusan investasi yang tepat waktu.
Gaya Hidup dan Kontribusi Sosial
Timothy yang kini dikenal publik juga berkat gaya hidup mewahnya, memiliki koleksi mobil premium dan dikenal sebagai co-owner klub basket Bumi Borneo Basketball. Meski demikian, ia tetap memegang prinsip penting dalam hidupnya, yakni "memberi kembali."