POSKOTA.CO.ID - Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan lanskap ekonomi global, konsep tradisional tentang membangun kekayaan mengalami transformasi radikal.
Timothy Ronald, pakar keuangan generasi muda, menawarkan perspektif segar melalui tiga strategi revolusioner yang menggabungkan kecerdasan teknologi, disiplin finansial, dan visi investasi jangka panjang.
"Era dimana kerja keras diukur dari jam kerja sudah usai. Sekarang, nilai sesungguhnya terletak pada bagaimana kita menciptakan leverage melalui teknologi dan keputusan finansial yang tepat," tegas Ronald dalam sebuah diskusi terkini.
Pendekatannya ini tidak hanya relevan bagi kalangan milenial dan Gen Z, tetapi juga menjadi panduan berharga bagi siapapun yang ingin meraih kemandirian finansial di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
Baca Juga: Sosok Timothy Ronald, dari Penjual Sedotan hingga Jadi Raja Kripto Muda Indonesia
Tiga Prinsip untuk Membangun Kekayaan
- Tingkatkan Nilai Waktu dengan Teknologi, Bukan Hanya Kerja Keras
Bagi Timothy, bekerja keras saja tidak cukup. "Anda bisa bekerja 12 jam sehari, tapi jika tidak memiliki leverage, hasilnya tetap terbatas," ujarnya dalam sebuah webinar baru-baru ini.
Kuncinya? Gunakan teknologi sebagai pengganda produktivitas. Misalnya:
- Platform digital seperti e-commerce atau konten kreatif bisa membuka aliran pendapatan pasif.
- Kecerdasan buatan (AI) bisa digunakan untuk otomatisasi bisnis, analisis pasar, atau bahkan penulisan konten.
- Sistem investasi otomatis (robo-advisor) memungkinkan pengelolaan portofolio tanpa perlu waktu ekstra.
"Orang yang kaya di masa depan bukan yang paling kuat, tapi yang paling adaptif dengan teknologi," tegasnya.
Baca Juga: Pandangan Timothy Ronald tentang Pentingnya Dana Darurat sebelum Berinvestasi
- Disiplin Finansial: Lawan Gaya Hidup "Tampak Kaya"
Menurut data Bank Indonesia, 60% masyarakat Indonesia masih kesulitan menabung karena gaya hidup konsumtif. Timothy menekankan bahwa kekayaan sejati dimulai dari pengelolaan uang yang ketat.
Beberapa tipsnya:
- 70/30 Rule: Alokasikan 70% penghasilan untuk tabungan dan investasi, 30% untuk kebutuhan hidup.
- Hindari "Lifestyle Inflation": "Gaji naik, tapi pengeluaran ikut naik? Itu jebakan," katanya.
- Utang Produktif vs. Konsumtif: "Berutang untuk modal bisnis boleh, tapi hindari cicilan gadget atau liburan mewah."
- Investasi Masa Depan: Crypto, AI, dan Aset Digital