Pakar Soroti Kematian Diplomat Muda, Ada Dugaan Keterlibatan Orang Lain?

Sabtu 26 Jul 2025, 13:24 WIB
Tangkap layar rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos, Siswanto, mengecek kamar Arya Daru Pangayunan.

Tangkap layar rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos, Siswanto, mengecek kamar Arya Daru Pangayunan.

KEBAYORAN BARU, POSKOTA.CO.ID – Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), 39 tahun, di kamar kosnya kawasan Menteng, Jakarta Pusat, terus menjadi sorotan.

Sosiolog kriminalitas sekaligus dosen purna tugas UGM, Soeprapto SU, menilai ada indikasi kuat keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.

“Dari rangkaian temuan sepertinya kasus ini mengintikasikan keterlibatan orang lain,” ujar Soeprapto, Sabtu, 26 Juli 2025.

Soeprapto menyoroti aktivitas Arya pada malam sebelum kematiannya, tepatnya 7 Juli 2025. CCTV menunjukkan Arya naik ke rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu pada pukul 21.43 hingga 23.09 WIB, sambil membawa tas gendong dan tas belanja—yang tidak terlihat lagi saat ia turun.

Baca Juga: Warga Miskin di Jakarta Tembus 464 Ribu, Naik 15 Ribu dari Tahun Lalu

Menurutnya, isi tas tersebut bisa menjadi kunci penting dalam penyelidikan.

“Polisi perlu mengkaji apakah isinya dokumen, pakaian, atau keduanya. Jika ada pakaian, apakah pakaian laki-laki atau perempuan, untuk apa, dan untuk siapa?” kata Soeprapto.

Ia juga mendorong polisi memeriksa CCTV lebih lanjut untuk melihat apakah Arya sendirian di rooftop atau sempat bertemu orang lain.

Kondisi jenazah Arya yang ditemukan dengan plastik dan lakban di kepala juga menjadi perhatian. Soeprapto menegaskan pentingnya analisis mendalam untuk menentukan apakah ini kasus bunuh diri atau pembunuhan.

“Jika bunuh diri, tekanan dari siapa yang mendorongnya? Jika pembunuhan, apakah ada jejak obat bius atau zat pelumpuh pada plastik yang dibuang sebelum korban ditemukan? Ini harus disinkronkan dengan hasil otopsi,” ucap Soeprapto.

Meskipun kamar kos Arya terkunci dari dalam, Soeprapto menilai ini tidak serta-merta menyingkirkan kemungkinan ada orang lain yang terlibat.

“Slot pintu yang hanya bisa dibuka dari dalam tidak menjamin korban sendiri yang menguncinya. Kemudian jendela juga bisa menjadi akses keluar pelaku dengan mengembalikan posisi slot vertikal agar tampak terkunci,” katanya.

Baca Juga: Ribuan Penerima Bansos di Jakarta Terlibat Judi Online, PPATK: Transaksi Rp67 Miliar

Ia menambahkan bahwa hilangnya ponsel korban memperkuat dugaan adanya pihak lain yang mengganggu hidup Arya pada malam kejadian.

“Hilangnya ponsel menandakan ada orang yang mengusik kehidupan korban pada malam naas itu,” ucap Soeprapto.


Berita Terkait


News Update