TANJUNG PRIOK, POSKOTA.CO.ID — Warga Kampung Bayam Madani hingga kini masih menantikan nota kesepahaman (MoU) dari Pemprov Jakarta sebelum menempati rumah susun (rusun) Kampung Susun Bayam (KSB) di kawasan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara.
Saat ini, sebanyak 35 kepala keluarga atau sekitar 150 jiwa masih bertahan di hunian sementara (huntara) Rusun Tongkol.
Joko, 45 tahun, salah satu warga Kampung Bayam, menyebut warga tidak ingin terburu-buru pindah ke Rusun KSB tanpa dasar hukum yang jelas.
"Kami mengharapkan itu MoU, legalitas, kesepakatan yang jelas," ujar Joko saat ditemui di Huntara Rusun Tongkol, Jumat, 25 Juli 2025.
Baca Juga: Alan Cardoso Diumumkan Persija Jakarta Jelang Launching Tim di JIS, Langsung Turun Lawan Arema FC?
Ia khawatir tanpa MoU, pemindahan warga ke KSB bisa sarat kepentingan politik dan tidak berkelanjutan.
"Apalagi kan masa jabatan Gubernur cuma lima tahun, takutnya selepas itu, nanti kami malah ditendang," ucapnya.
Joko menegaskan, warga hanya ingin kesepakatan yang pasti—baik untuk tempat tinggal maupun status pekerjaan mereka sebagai petani kota, seperti yang pernah dijanjikan.
"Jadi MoU-nya harus jelas, MoU warga masuk ke KSB itu harus jelas, sama MoU warga yang menjadi pekerja itu juga harus jelas penanggungjawabnya siapa? Apakah Gubernur (Pemprov Jakarta) atau Jakpro," tambahnya.
Menurut Joko, berdasarkan kesepakatan awal, warga dijanjikan bisa bekerja sebagai petani kota selama 30 tahun, dan biaya sewa rusun dipotong dari gaji bulanan.
"Kalau dari kesepakatan kan, nanti uang sewa rusun itu dibayar dengan dipotong lewat gaji yang kami terima, jadi setiap bulan dipotong untuk bayar sewa rusun. Kalau kami gak masalah jika seperti itu," ujarnya.
Baca Juga: Bank Jakarta Dukung Digitalisasi Pasar di Jakarta
Senada dengan Joko, Lastri, warga lainnya, mengatakan bahwa warga Kampung Bayam Madani selama ini hidup kolektif dengan bertani dan beternak.
"Kalau kami aktif bercocok tanam, karena kami kolektif, kami biasa berbagi," kata Lastri.
Ia menyatakan, jika nantinya bisa menempati Rusun KSB dan menjalani pekerjaan sebagai petani kota, warga akan fokus pada tanggung jawab tersebut.
"Karena kami memang kelompok tani, kami bakal fokus bercocok tanam aja," tegasnya.