Tekan Potensi Kehilangan Retribusi Parkir dengan Pembayaran Nontunai

Kamis 24 Jul 2025, 17:10 WIB
Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dewanto dorong Dishub retribusi parkir dengan pembayaran non tunai. (Sumber: Dok. Sekretariat DPRD DKI)

Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dewanto dorong Dishub retribusi parkir dengan pembayaran non tunai. (Sumber: Dok. Sekretariat DPRD DKI)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - DPRD Provinsi DKI Jakarta komitmen dalam upaya peningkatkan tata kelola layanan publik. Termasuk sektor perparkiran sebagai sumber retribusi daerah.

Kendati demikian, potensi kebocoran retribusi parkir masih menjadi tantangan serius. Harus segera diatasi. Hal itu demi optimalisasi pendapatan dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat.

Potensi kebocoran perparkiran terjadi akibat berbagai faktor. Mulai dari sistem pencatatan yang belum sepenuhnya digital, praktik pungutan liar, hingga kurang pengawasan di lapangan.

Baca Juga: Indonesia dan AS Sepakati Transfer Data Pribadi: Perlindungan Diyakini Aman, Meutya Hafid Singgung Contoh Google dan WhatsApp

Setiap rupiah yang bocor berpotensi pembangunan hilang. Dana tersebut bisa digunakan untuk memperbaiki fasilitas umum, infrastruktur transportasi, dan pelayanan publik lainnya.

Karena itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dewanto mengimbau Dinas Perhubungan (Dishub) tak lagi menerima pembayaran tunai dalam pungutan tarif parkir.

Seluruh lokasi yang dikelola Unit Pengelola (UP) Perparkiran harus menggunakan pembayaran secara tunai.

Baca Juga: Cara Cek Online Daftar Penerima Bansos Beras 20 kg Juni-Juli 2025 untuk KPM

Dengan begitu, tak ada lagi kehilangan potensi retribusi parkir. Kekhawatiran kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) pun hilang.

"Karcis manual sudah tidak boleh. Harus pakai elektronik. Semua cashless (tanpa uang tunai) aja," ujar Wahyu dalam keterangan diterima Kamis, 24 Juli 2025.

Ia juga meminta Dishub DKI menyiapkan park and ride di sejumlah titik pusat keramaian. Di sekitar perkantoran, pusat perbelanjaan, juga wilayah pinggiran sebagai pintu masuk ke Kota Jakarta.


Berita Terkait


News Update