PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pasar tradisional di Kabupaten Pandeglang masih jauh dari target.
Hingga memasuki pertengahan tahun, capaian baru sekitar Rp1 miliar lebih dari total target Rp3,5 miliar atau setara 33,53 persen.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Pandeglang, Bunbun Buntaran, mengatakan capaian PAD masih rendah meski tahun sudah berjalan setengahnya.
“Realisasi PAD kami baru mencapai 33,54 persen. Insyaallah kami tetap optimis untuk mencapai target,” ujar Bunbun, Senin, 21 Juli 2025.
Baca Juga: Alasan DPKP Pandeglang Alihkan 3 Unit Combine Bantuan Kementan ke Poktan
Menurutnya, capaian yang seret ini disebabkan melemahnya daya beli masyarakat dan banyaknya kios pasar yang tutup.
“Seperti di Pasar Badak Pandeglang, kami lihat banyak kios tutup. Jadi, hal itu juga berpengaruh terhadap capaian PAD,” jelasnya.
Bunbun menyebut, persaingan dengan toko modern dan belanja daring turut memukul omzet pedagang pasar tradisional.
“Sekarang banyak masyarakat lebih memilih belanja online. Tinggal klik dari rumah, tidak perlu ke pasar. Ini sangat berdampak, terutama pada pedagang sandang seperti pakaian,” kata dia.
Baca Juga: Diduga Lakukan Asusila kepada 8 Santriwati, Guru di Pandeglang Ditahan
Momen tahun ajaran baru dan hari raya yang biasanya diandalkan pun tidak banyak membantu. Pedagang mengeluh sepi pembeli.
“Saat ini, di Pasar Badak Pandeglang saja, dari ratusan toko yang ada, hanya sebagian yang masih buka,” ungkapnya.
Diskoperindag pun terpaksa menurunkan tarif retribusi harian dari Rp5.300 menjadi Rp2.000 demi meringankan beban pedagang.
“Kami maklum, banyak pedagang juga terdampak. Untuk bayar retribusi saja sulit karena pembeli sepi,” bebernya.
Baca Juga: Kejari Pandeglang Telusuri Dugaan Penyalahgunaan Bantuan Alat Combine di DPKP
Ia menambahkan, kondisi fisik pasar juga jadi tantangan tersendiri. Banyak pasar adalah bangunan lama yang belum tersentuh perbaikan karena keterbatasan anggaran.
“Sebagian besar pasar adalah bangunan lama yang sudah semestinya direvitalisasi. Namun karena keterbatasan anggaran, belum semua bisa dibenahi,” tandasnya.