7 Kebohongan Tentang Uang yang Bisa Merusak Masa Depanmu Menurut Timothy Ronald

Senin 21 Jul 2025, 15:43 WIB
Kebohongan besar tentang uang yang perlu diwaspadai  menurut Timothy Ronald. (Sumber: tangkapan layar)

Kebohongan besar tentang uang yang perlu diwaspadai menurut Timothy Ronald. (Sumber: tangkapan layar)

POSKOTA.CO.ID - Mengelola keuangan bukan sekadar soal berapa banyak uang yang dihasilkan, tetapi juga bagaimana pola pikir (mindset) seseorang terhadap uang.

Banyak orang terjebak dalam mitos atau kebohongan tentang uang yang diwariskan secara turun-temurun, baik dari keluarga, lingkungan, maupun masyarakat.

Kebohongan ini sering kali tanpa disadari menjadi penghambat utama seseorang untuk mencapai kebebasan finansial.

Timothy Ronald, investor muda yang sukses membangun kekayaannya sejak usia belasan tahun, mengungkapkan ada “virus” atau pola pikir keliru yang kerap disebarkan dari generasi ke generasi.

Misalnya, anggapan bahwa uang itu jahat atau bahwa kerja keras selalu identik dengan kekayaan.

Padahal, kata Timothy, uang bersifat netral. Uang hanyalah alat yang memperbesar karakter seseorang.

Selain itu, Timothy menekankan bahwa, kerja keras tanpa strategi yang tepat tidak selalu menghasilkan kekayaan.

Oleh karenanya, mari simak kebohongan besar tentang uang menurut Timothy Ronald.

Baca Juga: Heboh di Media Sosial! Kedekatan Timothy Ronald dan Agatha Chelsea Disorot, Padahal Sudah Pacari Hanami Wang?

Kebohongan Tentang Uang Menurut Timothy Ronald

Berikut adalah tujuh kebohongan besar tentang uang yang perlu diwaspadai seperti dikutip dari kanal YouTube Timothy Ronald

1. Uang Itu Jahat dan Orang Kaya Egois

Ini adalah kesalahpahaman paling umum. Banyak orang percaya bahwa menjadi kaya identik dengan kejahatan.

Padahal, uang pada dasarnya netral. Ia hanyalah alat, seperti api yang bisa dipakai untuk memasak atau membakar.

Banyak orang kaya yang justru dermawan, seperti Warren Buffett yang menyumbangkan 99 persen kekayaannya.

Sebaliknya, kriminalitas justru sering dilakukan oleh orang yang kesulitan finansial.

2. Kerja Keras Sama dengan Kekayaan

Kerja keras memang penting, tapi tidak menjamin kekayaan. Ada banyak orang yang bekerja keras seumur hidup, namun tetap hidup pas-pasan.

Kuncinya bukan hanya kerja keras, melainkan kerja cerdas di industri yang tepat, pada waktu yang tepat.

Memilih sektor yang memiliki potensi besar, seperti teknologi atau investasi, dapat mempercepat kesuksesan finansial.

Baca Juga: 5 Level Manusia dalam Game Kapitalisme Kehidupan Menurut Timothy Ronald

3. Menabung Cukup untuk Jadi Kaya

Menabung hanya memberikan rasa aman, bukan kekayaan. Tabungan tanpa investasi hanya akan membuat seseorang bertahan hidup tanpa berkembang.

Kebebasan finansial datang dari investasi, bukan hanya dari menabung. Investasi memungkinkan uang bekerja bahkan saat kita tidur.

4. Pendidikan Formal Adalah Segalanya

Banyak orang berhenti belajar setelah lulus kuliah, padahal dunia terus berubah.

Pendidikan formal penting, tetapi skill dan pengetahuan praktis sering lebih menentukan kesuksesan.

Banyak miliarder dunia justru sukses karena terus belajar secara mandiri, bukan karena gelar tinggi.

5. Rumah Adalah Investasi Terbaik

Banyak orang terjebak dalam cicilan KPR puluhan tahun dengan alasan rumah adalah aset.

Padahal, rumah yang ditinggali sendiri adalah liabilitas jika tidak menghasilkan pemasukan.

Aset sejati adalah sesuatu yang menghasilkan uang, bukan yang terus-menerus menguras pengeluaran bulanan.

6. Main Aman Itu Bijak

Terlalu “main aman” justru membuat kita stagnan. Orang sukses berani mengambil risiko yang terukur.

Mereka tidak takut gagal karena setiap kegagalan adalah pembelajaran. Berinvestasi, mencoba bisnis baru, atau mengasah skill baru adalah bentuk keberanian yang dibutuhkan untuk bertumbuh.

7. Berhutang untuk Memulai Bisnis Itu Wajar

Banyak orang berpikir utang adalah jalan pintas untuk memulai usaha. Faktanya, utang adalah beban pasti sedangkan bisnis penuh ketidakpastian.

Kombinasi keduanya sangat berbahaya. Bisnis sebaiknya dimulai dengan modal yang dimiliki, bukan dengan beban utang berbunga tinggi.

Mindset miskin bukan hanya soal kekurangan uang, tetapi soal pola pikir yang salah terhadap uang.

Mengubah pola pikir adalah langkah pertama menuju kebebasan finansial seperti dikatakan Timothy Ronald.

Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi finansial berdasarkan pandangan dan pengalaman Timothy Ronald.

Informasi yang disampaikan tidak dimaksudkan sebagai nasihat keuangan mutlak, namun sebagai bahan refleksi dan pembelajaran.


Berita Terkait


News Update