Bahaya yang Mengintai:
Seperti kata Sigmund Freud, "Emosi yang dipendam tidak hilang, mereka hanya terkubur dan akan muncul kembali dalam bentuk yang lebih buruk." Capricorn yang terus-menerus menahan perasaan bisa mengalami ledakan emosi tak terduga atau gangguan kesehatan akibat stres yang terakumulasi.
- Aquarius – Rasional di Luar, Sensitif di Dalam
Aquarius dikenal sebagai pemikir logis yang selalu objektif. Mereka cenderung menganalisis perasaan alih-alih mengalaminya secara emosional. Saat terluka, mereka mungkin akan membahasnya seolah itu adalah data penelitian, bukan sesuatu yang menyakitkan.
Mekanisme pertahanan Aquarius adalah menjaga jarak. Mereka takut terlalu dekat karena khawatir akan disakiti. Jadi, mereka memilih menjadi pengamat yang dingin, sibuk dengan ide-ide besar, proyek sosial, atau rencana perubahan dunia semua itu untuk menghindari perasaan yang terlalu dalam.
Bahaya yang Mengintai:
Ketika emosi terus diabaikan dan hanya diolah dengan logika, Aquarius bisa tiba-tiba merasa hancur saat menghadapi situasi yang tak bisa direnungkan secara rasional.
- Scorpio – Intens dalam Diam
Scorpio merasakan segalanya dengan sangat dalam, tetapi mereka jarang menunjukkannya. Bagi mereka, memperlihatkan luka sama dengan memberikan senjata kepada lawan. Jadi, mereka menyimpannya rapat-rapat di balik sikap tegar dan tatapan tak tergoyahkan.
Masalahnya, rasa sakit yang tidak pernah diungkapkan tidak benar-benar hilang. Lama-kelamaan, itu bisa berubah menjadi dendam, kecurigaan berlebihan, atau bahkan kecenderungan menyakiti diri sendiri.
Bahaya yang Mengintai:
Scorpio perlu belajar bahwa kerentanan bukan kelemahan, melainkan pintu menuju pemulihan yang sesungguhnya.
- Virgo – Menyembunyikan Luka di Balik Kesibukan
Virgo adalah ahli dalam mengatur segalanya kecuali perasaan mereka sendiri. Ketika terluka, alih-alih menghadapinya, mereka akan menyibukkan diri dengan membersihkan rumah, menyusun rencana, atau mengkritik hal-hal kecil.
Mereka percaya bahwa emosi adalah gangguan bagi produktivitas, sehingga mereka menguburnya di bawah tumpukan tugas. Sayangnya, perfeksionisme mereka sering kali hanya menjadi pelarian dari rasa sakit yang tak terselesaikan.