POSKOTA.CO.ID - Jika kamu mengklik artikel ini, kemungkinan besar kamu pernah merasa resah terhadap kondisi finansialmu. Merasa seperti berjalan di tempat meski sudah bekerja keras. Realitanya, hal ini bukan sekadar soal nasib tetapi cara berpikir.
Artikel ini bukan tentang teori konspirasi, tetapi tentang perbedaan struktur pemikiran dan strategi yang digunakan oleh mereka yang berhasil menciptakan kekayaan jangka panjang, dibanding mereka yang terus mengulang pola hidup yang sama.
Kita akan bahas secara jujur dan sistematis, dari mana sesungguhnya ketimpangan ini berasal.
1. Sistem yang Ditanam Sejak Kecil: Skrip Lama yang Tak Lagi Relevan
Sejak kecil, kita diajarkan satu jalur hidup: sekolah rajin → nilai bagus → kerja → nabung → pensiun. Jalur ini disebut sebagai skrip lama—sebuah narasi yang diulang dari generasi ke generasi.
Melansir dari channel Youtube @Timothy Ronald, realita hari ini jauh lebih kompleks. Banyak lulusan universitas yang justru kesulitan mendapat pekerjaan. Bahkan jika berhasil bekerja, kenaikan gaji seringkali tidak sebanding dengan inflasi harga barang, pendidikan, dan kebutuhan hidup. Ini karena sistem yang mengatur kita memang bukan didesain untuk menciptakan kekayaan, melainkan stabilitas minimal.
2. Pola Pikir: Bukan Masalah Ekonomi, Tapi Masalah Cara Melihat Uang
Orang miskin cenderung melihat uang sebagai hadiah atau hasil akhir. Mereka menabung, berharap uang itu akan cukup di masa depan.
Sebaliknya, orang kaya melihat uang sebagai alat (tool). Mereka tidak menyimpan uang di rekening, tapi mengalirkannya ke berbagai instrumen: properti, saham, bisnis, obligasi global, dan proyek venture capital. Ketika kita menyimpan uang, mereka justru “membuangnya” ke aset produktif.
3. Mengapa Uang Tak Pernah Sampai ke Tangan Kita?
Uang bukan hilang dari dunia, tapi hanya berpindah ke mereka yang tahu cara memainkan permainannya. Kita bekerja keras, tapi uang mengalir ke pemilik sistem mereka yang menciptakan platform, perusahaan, dan bahkan regulasi yang membentuk arus ekonomi.
Contoh nyata: saat inflasi terjadi, orang biasa merasakan beban harga naik. Tapi bagi orang kaya, aset mereka properti, bisnis, saham naik nilainya. Mereka justru tambah kaya.
4. Ilusi Menabung dan Sistem Keuangan Tradisional
Banyak dari kita menabung bertahun-tahun, hanya untuk menyadari bahwa hasilnya tergerus inflasi. Bahkan investasi yang "aman" seperti saham blue chip pun bisa stagnan atau rugi jika tidak dipahami dengan benar.