Ini mencerminkan misi besar perusahaan untuk membangun ekosistem digital inklusif, tempat investor tidak hanya berdagang aset, tetapi juga belajar, berbagi pengalaman, dan tumbuh bersama dalam komunitas yang suportif.
Kolaborasi Strategis Perkuat Fondasi
Guna memperluas jangkauan dan memperkuat posisinya di industri, FLOQ menggandeng sejumlah mitra strategis.
Salah satunya adalah Kalimasada, pelaku utama dalam pengembangan blockchain lokal, serta mantan CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis. Kolaborasi ini dinilai akan memperkaya ekosistem FLOQ baik dari sisi teknologi maupun strategi pasar.
Baca Juga: Strategi Bisnis Timothy Ronald Raup Rp100 Miliar dalam 2 Tahun, Ini Langkah-Langkahnya
Dalam unggahan Instagram miliknya, Timothy Ronald membagikan momen kebersamaan dengan para mitra sambil menuliskan: "Building the biggest crypto exchange in Indonesia."
Unggahan ini menjadi sinyal bahwa FLOQ memiliki ambisi besar untuk menjadi pemimpin pasar kripto dalam negeri.
Peluncuran Resmi dan Proyeksi Masa Depan
Setelah proses rebranding selesai, FLOQ kini tengah mempersiapkan peluncuran resmi yang dijadwalkan pada akhir Mei 2025.
Masa pra-registrasi yang dibuka sejak April mendapat respons antusias dari komunitas, terutama karena pendekatan edukatif yang menjadi ciri khasnya.
Potensi pasar kripto di Indonesia memang sangat besar. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa hingga akhir 2024, terdapat lebih dari 18 juta investor kripto yang terdaftar secara resmi.
Meski demikian, tantangan tetap ada, mulai dari:
- Regulasi pemerintah yang ketat
- Volatilitas pasar
- Literasi digital yang masih rendah
- Persaingan dengan bursa lain seperti Tokocrypto, Pintu, Indodax, dan Ajaib
Namun, FLOQ tampak siap menghadapi dinamika tersebut dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Fokus utama mereka bukan hanya pada transaksi, melainkan pada transformasi mindset masyarakat terhadap investasi digital.