Diversifikasi berlebihan dapat mengencerkan return dan membuat sulit untuk menguasai suatu bidang investasi.
- Saham: Cocok untuk yang suka analisis fundamental dan teknikal
- Properti: Ideal bagi yang memahami lokasi dan tren demografi
- Cryptocurrency: Untuk yang paham teknologi blockchain dan siap dengan volatilitas tinggi
Baca Juga: Mengapa Banyak Orang Tetap Miskin Meski Punya Potensi Besar? Ini Jawabannya Menurut Timothy Ronald
Strategi Deep Dive
Alih-alih menyebar investasi ke banyak aset, lebih baik menguasai satu bidang secara mendalam.
Misalnya, jika memilih saham, fokus pada satu atau dua sektor yang Anda pahami dengan baik.
Strategi 4: Komitmen Jangka Panjang dan Eksekusi Konsisten
Kekayaan sejati dibangun melalui konsistensi bukan spekulasi. Dengan fondasi yang kuat, Anda dapat menghadapi market volatility tanpa perlu panik.
- Metrik kesuksesan yang perlu Anda pahami, di antaranya:
- Cash Flow Positif: Pendapatan pasif melebihi pengeluaran bulanan
- Net Worth Growth: Pertumbuhan aset bersih minimal 20 persen per tahun
- Financial Independence Ratio: Aset likuid dapat membiayai lifestyle minimal 25 tahun
Banyak orang gagal karena tidak dapat mengatasi fear of missing out (FOMO) atau panic selling saat market turun.
Fondasi finansial yang kuat memberikan mental strength untuk tetap fokus pada strategi jangka panjang.
Kekayaan sejati bukan tentang berapa banyak yang Anda miliki, tetapi seberapa lama aset Anda dapat membiayai gaya hidup yang diinginkan.
Dengan mengikuti strategi di atas secara konsisten, target kekayaan ratusan miliar hingga triliun rupiah bukan lagi impian, tetapi hasil logis dari eksekusi yang tepat.
Penting diingat perjalanan menuju kebebasan finansial adalah marathon bukan sprint. Kesabaran, disiplin dan fokus adalah kunci kesuksesan utama.
Disclaimer: Artikel ini merupakan informasi umum dan bukan ajakan untuk berinvestasi baik melalui saham atau cryptocurrency. Semua keputusan berinvestasi bukan tanggung jawab redaksi Poskota.